POOH CORNER

emmm,,,, teringat kata2 mutiara dari bibir seorang yang amat kuhormati dan kusayangi. Nasihat itu, wejangan itu... tanpa terasa telah tertanam kuat dihatiku, mungkin iya aku suka membantah, mungkin iya aku suka durhaka. Tapi salah jika aku tak pernah merasa bersalah atas semua itu. Teringat masa-masa itu, dirumah yang sangat sederhana... tak pernah ku merasa sebahagia itu, menghabiskan malamku dengan mendengar cerita dari Ibuku, bersama kakak-kakakku. Bawang merah bawang putih, klenting kuning, cindelaras, si kancil, dan segudang cerita lain. Bercerita dengan indahnya dan menyanyi seperti diceritanya. Terlelap dalam indah kata-katanya. Teringat masa-masa itu, diantara remang-remang lampu malam... tak pernah ku merasa sebahagia itu, menghabiskan malamku dengan belajar membaca dan menulis bersama ayah. Meminjam buku kakakku yang baru masuk SD, belajar membaca ini Budi dan berhitung 10 lidi ditambah 2 lidi, begitu antusiasnya. Beranjak dewasa, dua sosok itu semakin nampak tak sesempurna m

Sekilas... mereka biasa saja, tak ada yang istimewa. Usia yang tak lagi muda, biasa dan sangat biasa. Tapi, entah bagaimana aku begitu menghormati mereka, begitu kagum pada mereka, mereka luar biasa, sangat luar biasa. Diam-diam aku suka memperhatikan mereka dan tersenyum sendiri jika melihat mereka tersenyum. Aku memang bukan siapa-siapa mereka. Bahkan, mereka tidak mengenalku, mereka tidak tahu siapa aku. Aku memang tidak mampu memberikan apapun pada mereka, tapi tahukah mereka... jika mereka telah memberikan hal yang sangat indah padaku. Mereka membuatku menjadi lebih bahagia, mereka memberiku sesuatu yang tak bisa ku balas dengan apapun. Andai mereka tahu, aku ingin sekali berterimakasih pada mereka, tapi itu pasti akan membuat mereka bingung. Orang yang sama sekali tidak mereka kenal mengucapkan terima kasih, untuk apa,??? Andai mereka tahu kehadiran merekalah yang membuatku lebih bisa mengerti... Mengerti, sangat mengerti bagaimana aku harus bersyukur... Seperti cara me