Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

SACRED PROMISE

Gambar
(Part.1) Madiun,09.50 wib "ketika Tuhan berkehendak" “Maaf Vee...” Laki-laki berkemeja biru itu tampak menunduk, perempuan di depannya hanya mencoba menahan agar tak emosi. Kedua tangan perempuan itu menggenggam kuat angin diatas lututnya, menunduk. Tak ada yang bisa dia lakukan selain merelakan semuanya. “Jangan minta maaf lagi, aku mengerti. Terima kasih untuk selama ini” sret. Perempuan itu dengan sigap berdiri meninggalkan restaurant Jepang tanpa berani menatap laki-laki di depannya. Perasaannya campur aduk. Sekuat tenaga menahan isaknya, bergegas cepat ke parkir dan masuk mazda merah miliknya. Tergugu perlahan, mungkin tak akan ada orang yang memperhatikannya. Sementara itu, laki-laki yang tadi bersamanya masih termangu. Dia juga bahkan tak sanggup menatap perempuan tadi. Dia tak siap, tapi inilah pilihannya. Seminggu yang lalu, “Aku akan menikahimu” Laki-laki berkharisma itu meyakinkan seorang gadis berkerudung biru lembut. Gadis itu tampak terkejut. “tid

SEPOTONG KUE UNTUK BUNDA

Gambar
Madiun 21 November 2011, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bunda, Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu tercurah atasmu..... Bunda, apa kabarmu pagi ini,? Sudahkah Bunda sholat subuh pagi ini,? oya, hari ini Bunda ulangtahun kan... yang ke 45tahun. Aku bahagia bunda, karena hingga detik ini kau masih setia menemaniku, dan kuharap begitu selamanya. Hehehe. Bunda, surat ini untukmu.... Karena hari ini aku tak bisa pulang untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun padamu atau bahkan membawa sepotong kue dan seikat bunga untukmu. Aku sungguh menyesal bunda. Tapi aku tahu kau memaafkanku tanpa perlu aku minta maaf. Bukankah kau selalu seperti itu bunda. Hari ini bunda direpotkan oleh kiki, adikku yang sangat manja itu bukan,? Ah, sudah bisa apa saja adikku itu bunda. Bunda,,,, Aku tak tahu apakah kau akan membaca suratku ini atau tidak. Tapi aku tahu kau pasti merasakan bahwa aku sangat menyayangimu Bunda. Aku sangat mencintaimu, tanpa bisa kukatakan. Bunda,

MERINDUKAN REMBULAN

Gambar
Madiun, Dalam keindahan malam Kulirik jam di kamar, masih menunjukkan pukul 18.28 masih terlalu dini untuk beranjak tidur. Jendela kamar yang jarang sekali ku buka akhirnya menggodaku untuk menatap langit malam ini. November. Seharusnya rintik hujan sudah membasahi, tapi entah kenapa masih saja sang surya enggan beranjak dari kota ini. Bahkan jam segini masih terasa teriknya hingga di kamarku. Beberapa hari lalu memang hujan, dan aku sangat antusias sekali karena akhirnya aroma tanah basah tercium juga, artinya kamarku yang seperti kandang merpati ini tidak akan menjadi tempat sauna gratis lagi. Sayangnya, hujan hanya sekali itu dan masih enggan kembali berkunjung ke kota ini. Entah kenapa sekarang aku jarang sekali melihat bintang, selain di rumahku sendiri yang ada jauh di luar kota ini. Malam ini sepertinya bintang juga enggan keluar karena tertutup mendung. Hanya saja, mendung tak berarti hujan, juga tak berarti udara menjadi lebih sejuk. Ah, apa yang akan kulakukan malam ini

MERINTIS SENJA

Gambar
Madiun, Menanti Kepastian Sang Khalik.... "are u ok?" suara itu membuyarkan lamunan senjaku. Ditanah makam yang masih basah oleh tetes hujan yang baru saja reda. Sebuah gundukan tanah yang masih baru, harum bunga menyeruak dari dalamnya. Tak ada siapapun, hanya aku, asistantku, dan kenangan masa laluku. "let's go. we must back to Canada" suara renyah itu menuntunku lembut. --------- Soekarno Hatta Airport. Beberapa menit yang lalu, aku sudah meninggalkan tanah kelahiranku. Kutatap gumpalan putih disekitarku. Aku tak tahu kenapa aku sangat menyukainya. Teringat mimpi masa kecilku untuk bisa memiliki awan kinton seperti punya son goku dragon ball, juga lagu return the pooh corner yang selalu menjadi favoritku "chase all the clouds from the sky.... back to the days of Christhoper Robin....". Lamat-lamat kugoreskan sebuah kalimat di kaca pesawat dengan jari tanganku. Seperti yang kulakukan 15tahun lalu saat aku berusia 7tahun. Pertama kali aku