Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

DOMINO EFFECT

Gambar
Madiun, meet up w/ alumni Unmer Manajemen'10 Pandangan mata selalu menipu Pandangan akal selalu tersalah Pandangan nafsu selalu melulu Pandangan hati itu yang hakiki Kalau hati itu bersih pandangan mata-snada   (Part. 2) sebelumnya   part. 1 Aku lega, pertemuanku berjalan lancar. Klien juga tidak marah saat aku terlambat beberapa menit karena macet. Aku segera melajukan Lexus IS menuju kantor. Masih ada hal yang harus kuselesaikan di kantor. Sesampainya di kantor, kembali Allah swt membuktikan kuasa-Nya. “Di... dah denger kabar belom ?” Fanya teman kuliahku dulu yang juga bekerja di perusahaan ini menyapaku saat aku baru masuk ruanganku. “kabar apa Fan?” aku membetulkan posisi dudukku. Fanya mengambil kursi depan meja kerjaku. “Pak Fadan meninggal dunia” deg. Apa yang tengah Engkau rencanakan ya Rabb. “ innalillahi wa innaillaihirojiun . Kenapa Fan?” aku masih shock. “ceritanya tar aja di jalan. Buruan gih , ini orang-orang

DOMINO EFFECT

Gambar
narsis ah... ^_^ Madiun, Wahai hati yang tak pernah kumengerti Bisakah kau memberitahukan padaku maksudmu Jangan biarkan aku bertanya tanpa jawaban (Part. 1) Tok tok tok. Huft. Aku menghela nafas jengkel. Siapa yang menggangguku di tengah deadline kerjaan seperti ini. Tak mengertikah dia bahwa aku benar-benar memerlukan konsentrasi penuh pada tumpukan-tumpukan berkas di mejaku. Leherku bahkan mulai terasa sakit. Mungkin kelelahan di depan komputer. “Ya. Masuk” aku mempersilahkan masuk tanpa melihat siapa yang membuka pintu ruanganku. Aku masih fokus pada komputer dan tumpukan berkas yang harus kuselesaikan sore ini juga. “maaf Bu, mengganggu....” aku melirik sebentar ke arah suara itu. Pak Fadan, laki-laki kurus kecil yang sudah penuh uban itu masuk ke ruanganku. Aku tidak merasa memesan kopi atau teh, juga belum ingin pesan makan siang, tapi Pak Fadan yang berstatus office boy di kantor ini masuk ke ruanganku. Aku melirik jam di meja kerjaku, masih pukul

IBU

Gambar
Madiun, ku terus berlari, dan tak 'kan berhenti dan tetap berlari.... terus berlari-Judika "aku ingin pulang ke rumah orang tuaku..." malam itu adalah malam aku merasa sangat lelah sepanjang hidupku. Suamiku yang baru pulang kerja cukup terperanjat. Aku tahu tak seharusnya aku mengatakan hal ini. Tapi aku benar-benar lelah. Lelah dengan semua kehidupanku. Aku menyerah. Suamiku tampak terkejut. Suamiku seorang yang sangat sabar, tapi terkadang juga temperamental. "kenapa?" suamiku bertanya. ibu-ibu dw bersiap baksos "aku capek hidup seperti ini mas... aku sudah tidak tahan lagi...." bulir air mataku merambah ujung mataku. "aku capek setiap hari harus berhutang hanya untuk makan, aku capek hidup kita tidak berubah... aku sudah kenyang hidup prihatin bersamamu... belum lagi omongan tetangga terhadapku,..." aku benar-benar lelah. Bukan aku tak bersyukur, aku selalu berusaha bersyukur. Berapapun uang yang diberikan suamiku, ak

HATI SELUAS SAMUDERA #10

Gambar
Pantai Pasir Putih, Trenggalek Madiun, Mencoba mencari harapan dari setiap cobaan Tetap saja dalam tawa mengalir air mata seluas itu-pongki barata  " meet up yuk.." tanpa berpikir dua kali kureply sms dari Pia. Aku tak pernah bisa menolak ajakannya. Bukan karena apa-apa, tapi karena bagiku dia sahabat yang selalu ada buatku, kapanpun, dalam keadaan apapun. Sore ini, sepulang dari kantor aku melajukan outlander sport kesayanganku. Soal yang ini, banyak yang bilang pilihanku terlalu macho untuk perempuan sepertiku. Apa boleh buat, aku suka petualangan. Sekitar lima belas menit aku sampai di salah satu rumah teh favoritku dan Pia biasa nongkrong .  Aku melihat Pia sudah menunggu bersama seseorang. Mungkin temannya. Aku menghampiri mereka. "hai... sorry telat, baru bisa cabut nih agak rempong di kantor" aku menyapa Pia yang tengah menyeduh ice chocolate tea dengan kayu manis, yang sebenarnya jarang dia pesan. Aku mengambil kursi di depannya, melamba