Jejak Tertinggal (Bag. 1)
(Jejak Nini) Pagi yang begitu indah, udara dingin menembus relung hati... dingin, dingin, dan terlalu dingin. Walo mentari mencoba untuk menghangatkanku, percuma... rasanya terlalu dingin, ataukah hatiku saja yang terlanjur membeku? "Ni...!!! kamu dah bangun?" ah... suara itu, aku ingat betul dengan suara itu. Suara yang tiap pagi selalu kudengar. Lelah kah aku mendengar suara itu? entahlah,,,, setidaknya aku tahu suara itu tak pernah lelah memanggilku. "krek.." "kamu sedang apa? Bunda pikir kamu masih tidur, sudah subuh?" aku hanya memandang keluar jendela, tanpa menolehpun aku tahu itu Bunda, wanita 45tahun yang tampak lebih tua dari usianya. karena perjuangannya melawan hidup seorang diri. "Ni...." kurasakan tangan lembutnya menyentuh bahuku. Aku yanng terus mematung, melawan dinginnya pagi. Entahlah, mungkin lebih tepat dinginnya hatiku. "Nini masih marah ma Bunda?" Aku memandang lepas ke luar, kendaraan lalu-lalang tak pernah beerh