Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

WEEKEND... KEBUN BUAH MANGUNAN DAN GUMUK PASIR SEASON

Gambar
kelokan Sungai Oya dari puncak Kebun Buah Mangunan Madiun, Berirama air dispenser yang minta diisi ulang dan  dendang jamie cullum, everlasthing love... Long weekend... menghabiskan libur 3hari dengan pulang kampung. Menyempatkan ke rumah teman SMA, Aning dan berlanjut ke Kebun Buah Mangunan di Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Dari rumah temanku, dapat ditempuh kurang lebih 30 menit perjalanan. Untuk menuju lokasi, harus melalui jalan menanjak dan menurun. Selepas sholat dzuhur, berangkat diiringi cuaca sedikit mendung. Untuk masuk ke lokasi kita cukup membayar retribusi masuk Rp6000,-/orang. Ada dua jalur untuk naik ke arena gardu pandang. Jalur pertama untuk pejalan kaki yang dilalui dengan anak tangga, dan jalur kedua untuk sepeda motor. Kami memilih jalur kedua, cukup nekat sebenarnya karena jalan yang menanjak dan masih bebatuan. ngopi, bakso tusuk, 'n narsis w/ Aning Sesampainya di lokasi, lumayan banyak wisatawan dan kebetulan ada acara entah dari uni

THURSDAY CORNER #2

Gambar
Madiun, Apa itu penerimaan? Tolong beritahukan padaku.... Sebenarnya beberapa hari kemarin punya beberapa ide yang ingin kutulis. Tapi mood menulisku sedikit lemah akhir-akhir ini. Buntu. Baru setengah jalan, berhenti tak ada kata-kata yang bisa dirangkai.  Sekarang baru suka dengan kata-kata 'menerima'. Beberapa waktu lalu ada kalimat yang bagus dari buku Hujan karya Tere Liye (belum selesai kubaca, genre romance agak susah menarik minatku) ' Bukan melupakan yang jadi masalah. Tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia '. Aku sangat suka dengan kalimat ini. Tere Liye ini entah sejak kapan mulai mencuri perhatianku dengan buku-bukunya, meskipun aku masih belum bisa menyukai jenis romance yang dia tawarkan. Terlalu drama, ftv, sinetron, atau apalah namanya :P. Namun di luar kisah cinta yang beliau tulis, aku suka dengan pemahaman hidup yang disampaikan. Sederhana.  Penerimaan, menerima, terima. Bagaimana k

TIGA SANDERA TERAKHIR

Gambar
Madiun, Semangat dalam keterbatasan tiga sandera terakhir by brahmanto anindito Oke, kali ini memaksakan diri untuk mencoba mengupas tentang salah satu buku yang sudah berhasil ku khatam kan. Keinginan untuk menulis ulasan tentang buku-buku ini sebenarnya cukup besar, sayangnya tidak semudah yang kubayangkan. Lebih mudah menulis bebas tentang hal-hal di sekitarku. Buku yang sudah kubaca beberapa bulan silam ini, judulnya Tiga Sandera Terakhir karya Brahmanto Anindito. Sempat terputus di tengah jalan waktu membacanya gegara aku tertarik dengan buku lain. Kebiasaanku yang cepet bosan dengan sesuatu dan suka membaca beberapa buku sekaligus meskipun satu buku belum selesai kubaca. Akhirnya, aku memulai untuk melanjutkan membacanya saat hendak mudik sebagai teman di perjalanan. Aku tidak tahu kenapa, tapi menurutku buku ini agak kurang menarik pada awalnya. Tetapi setelah aku membacanya kembali, aku mulai tertarik dengan alur ceritanya. Buku ini diawali dengan kisah penyade

WEEKEND... CAPING GUNUNG SEASON

Gambar
suasana persawahan yang sejuk setelah hujan Madiun, Wahai sang surya, beritahukan padaku satu hal Apa yang membuatmu selalu tersenyum menyapa semesta? jalan setapak menuju gubuk-gubuk Sembari menahan kantuk yang amat sangat selepas lelang kayu. Ruangan sepi karena memang penghuninya sedang ada tugas menghadiri sidang di luar kota. Alhasil, diiringi musik yang aku tidak paham artinya ingin berbagi salah satu weekend yang sudah terlewati beberapa bulan silam :D Weekend kali ini ingin berbagi tentang salah satu rumah makan di Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Caping Gunung. Dari Kota Madiun kurang lebih 7km ke arah timur. Sebenarnya tempatnya sangat sederhana dengan konsep yang sederhana tetapi lumayan menyenangkan untuk menghabiskan waktu saat weekend. Sebenarnya lokasinya berdekatan dengan wana wisata grape dengan konsep yang hampir mirip. Konsep yang ditawarkan adalah suasana persawahan dan sungai. Tentu saja tempatnya outdoor, dengan gubuk-gubuk kecil. Tempat ini dikel

CELOTEH 2 HATI #5

Gambar
pict from www.jagatspot.com Madiun, Embun... Kenapa aku malas menyapamu hari ini Adakah yang salah denganmu? Atau aku? Tak peduli apa atau siapa, aku hanya ingin kau tak membenci.... Pertengkaran itu terjadi begitu saja dalam kediaman. Aku sendiri sudah merasakan ada jarak yang memisahkan sejak beberapa hari lalu. Pemicunya apa, aku tak mengerti. Yang aku tahu, baik diriku, dirimu, maupun dirinya semuanya merasa terluka. Terluka dengan luka masing-masing. Sebenarnya, semua tidaklah serumit ini. Hanya kita yang membuatnya rumit. " lu benar-benar sudah tidak bertegur sapa dengannya?" pagi itu aku menghampiri Theodore sembari membawa secangkir kopi. Menenangkan. "dengannya siapa?" entah memang tak tahu atau pura-pura tidak tahu, Theo asyik dengan keyboard dan jemari-jemarinya. Aku menarik kursi, duduk di depan meja kerjanya sembari menyesap kopi robusta di cangkirku. Melegakan. "Siapa lagi... Dhiandra-lah" aku antusias, kepo, penasaran, apa