Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

DEANTA (Part. 3)

Part 2 ... Kebahagiaan itu tiba-tiba lenyap, ketika aku melihat sekitarku. Aku merasa telah berada jauh dari tujuanku. Hatiku mulai mati, sedikit demi sedikit tanpa kusadari jiwaku mulai tak memiliki rasa lagi. Aku kehilangan jati diriku, Deanta yang dulu. Tak banyak yang berubah sebenarnya, tak ada yang memprotesku atas perubahanku yang tidak terasa. Tapi justru hati ini yang memprotes keras. Aku merasa telah mengkhianati diriku sendiri. Tujuan awalku ke kota adalah untuk mengangkat derajat keluargaku. Membantu meringankan beban ibu dan Kang Yopi, sukur-sukur bisa berbagi dengan orang-orang kurang beruntung dan memajukan tetanggaku. Awalnya aku ingin menjadi malaikat, berhati mulia dengan segala apa yang kupunya. Membagi kebahagiaanku pada mereka, agar mereka bisa ikut bahagia. Tapi aku salah, kehidupanku telah mematikan hatiku. Aku tak lagi peduli dengan semua itu. Bilapun aku peduli, itu hanya tersisa tak lebih dari 10% dari niat awalku. Aku sadar sepenuhnya, tapi tak mau beru

BUKAN SEMATA SALAH ANAK

Gambar
brothers fight Beberapa malam begadang karena susah tidur. Setiap di atas jam10 malam belum tidur, mata ini sangat susah untuk dipejamkan bahkan hingga dini hari. Kuganti-ganti channel tv di kamar, tak ada yg bagus. Akhirnya berhenti pada salah satu stasiun tv swasta yang sedang memutar drama ftv. Alasan utamaku karena channel ini suaranya paling kecil dibanding channel lain. Jam menunjukkan hampir jam12 malam, aku tak mau mengganggu tidur teman sekamar maupun tetangga sebelah kamar. Tidak ada yang spesial dari film ini. Cerita klasik, anak yang durhaka pada ibunya. Tapi otakku sedikit tergelitik. Bagaimana penulis skenario ini bisa membuat cerita seperti ini? Sekilas, mungkin yang ingin disampaikan adalah anak yang durhaka pada orang tua itu tidak akan bahagia dan akan sengsara akhirnya . Tapi yang ada dipikiranku, justru sebaliknya. Bagaimana sang ibu mendidik anaknya hingga sang anak bisa bersikap seperti itu pada ibunya? Bukankah sang ibu merawat anaknya sejak masih bayi? Ba

DEANTA (Part. 2)

Gambar
Part1 ... "kamu harus bisa jaga diri ya nduk, baik-baik di tempat orang. Tansah eling marang kang nggawe urip " mata ibu berkaca-kaca sambil terus menciumiku. Tangan kasarnya memegang wajahku, namun terasa lembut. " hidup di kota, harus punya prinsip De...!!! pegang terus niat awal kamu ke kota" Kang Yopi mengusap rambutku lembut. Mendapat perlakuan seperti ini membuatku luluh, ada perasaan berat meninggalkan mereka. -------- Aku baru semester lima saat memutuskan berhenti kuliah. Bukan karena aku malas, tapi karena keadaan ekonomi. Seperti apa ibu dan Kang Yopi bekerja keras, tak cukup untuk membiayai kuliahku. Aku kasian melihat mereka bekerja keras siang malam demi aku, akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan kuliahku dan mencari pekerjaan ke kota. Kang Yopi menolak keras keinginanku, bahkan Kang Yopi berjanji akan bekerja apapun dan lebih keras lagi untuk menambah biaya kuliahku. Aku tak tega, dan nekat melamar pekerjaan ke kota tanpa pengetahuan ibu dan