KETUA DEWAN

Madiun,
Detik-detik penghujung Agustus... Kemarau,,,


Aku tiba-tiba merasa dikhianati. Dikhianati oleh orang disekitarku. Aku merasa mereka seperti kedondong yang durinya terasa sakit menusuk lidahku saat aku tidak hati-hati memakannya. Mereka munafik. Munafik? mudah sekali aku mengucapkan kata itu. Tapi itulah mereka, setidaknya demikian di mataku.

Aku mengakhiri rapat hari ini dengan menahan kecewa dan malu. Kubereskan semua berkas dan alat presentasiku. Meskipun aku tak mendengar apapun, aku merasa suara-suara itu berbisik menertawakanku. Seorang yang sangat naif.

Kusandarkan erat punggungku di kursi kelas yang keras. Memejamkan mata sejenak. Bayang-bayang itu kembali muncul seiring dengan rasa kecewaku. Cukup tahu saja, mereka semua munafik. Bedebah.

"hei..!!! melamun" suara lembut itu membuyarkan emosiku. Didepanku gadis berjilbab merah anggun tersenyum.
"presentasimu hebat...!!! sayang tidak terpilih, ikhlasin aja ya" kurasa dia mencoba menghiburku.
"tak perlu menghibur. Semua sama saja. Mungkin kau juga sama seperti mereka" Aku tidak suka basa-basi.
"Ayolah... c'mon Bany...!!!" dia mulai merajuk. Dan entah kenapa aku benci mendengarnya.
"Jangan menggangguku" aku ingin pulang. Dan pergi dari tempat ini, sebelum gadis bermata bintang itu menarik lenganku.
"Bany... wake up Girl!!! Kau tahu yang namanya pemilihan seperti ini pasti ada yang menang dan kalah" dia masih mencoba menenangkanku.
"bullshit...!!!" aku merasa sangat kecewa. Dinara, gadis berkerudung merah itu terperanjat. Mungkin dia tak mengira kalo aku akan mengatakan kata itu di depannya. Dia diam. Melepaskan genggamannya. Aku tak menoleh ke arahnya sedikitpun.

Dinara, dia sahabat terbaikku. Tapi aku tak yakin kalo dia memilihku dalam pemilihan tadi. Aku tahu dia adalah adik kandung dari Dea, salah satu kandidat yang menjadi sainganku. Tentu saja dia memilih Dea. Meskipun Dea juga bernasib sama sepertiku. Kinara-lah yang terpilih sebagai ketua dewan di kampus.

Aku ingin cepat sampai kamarku. Merebahkan ragaku dan semua masalahku. Tapi perasaan kecewa ini masih sama. Aku tak tahu bagaimana menghilangkannya. Rasa malu... bagaimana aku akan menghadapi teman-teman di kampus esok hari.

-tbc-  Pooh Corner: KETUA DEWAN (part. 2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART