AKU DAN MEREKA

Detik-detik ini sangat mendebarkan untukku, entah sudah berapa lama aku berjalan namun tanpa memikirkan orang yang ada disekitarku. Hingga akhirnya aku berhenti dimenit ini tanpa kusadari berapa banyak waktu yang telah kulupakan tentang mereka. Aku berusaha sedikit memperlambat langkahku, mencoba melihat sekitarku. Aku benar-benar tak menyadarinya, aku terlalu lama berjalan dengan egoku sendiri. Aku tak melihat mereka yang terus mengawasi langkahku.

Siapa mau peduli? mereka bukan urusanku, aku memiliki tujuan sendiri dan begitu juga mereka, kupikir tujuanku tak akan pernah mengganggu atau menghalangi jalan mereka. Aku mencoba kembali fokus pada perjalanan panjang ini, namun kenyataannya sekarang aku menyerah dan berhenti dititik ini. Ketika aku menyadari sekelilingku yang sudah berubah dan maju selangkah dariku. Apa yang kulakukan?

Mereka menatapku iba sambil tersenyum sinis, pandangan macam apapun itu aku mencoba menepisnya. Selama ini aku selalu berjalan dengan tujuanku tanpa mengganggu mereka, untuk apa aku peduli. Hati kecilku sedikit sakit, aku peduli. Aku peduli pada tatapan itu, aku peduli pada senyum sinis mereka, aku peduli pada orang disekitarku sehingga aku takut melihat ke mereka dan memilih menutup mata, telinga, hati ini untuk mereka.

Tatapan iri, bangga, sedih, iba, kasian, cibiran, apapun itu... Tapi mereka harus melihat mataku, aku juga memiliki tatapan yang sama. Aku seperti mereka yang tak pernah puas dan selalu ingin lebih dan lebih. Detik ini benar-benar membuatku pasrah, haruskah aku berhenti dan mengikuti langkah mereka, berada dibelakang mereka? Aku bukan orang seperti itu, sejak dulu aku selalu ingin ada di depan mereka, memimpin langkah mereka, setidaknya memimpin langkahku sendiri kemana aku harus berjalan.

Aku harus terus berjalan, dengan penuh keyakinan akan janji yang pasti akan tertepati. Kemudian akan aku ajak mereka berjalan bersama menelusuri jalan ini, menikmati indahnya pemandangan disini. Tentu saja.