WEDNESDAY'S CORNER

Madiun,
Pahit menggigit....
Tapi aku selalu menyukainya....
Dark Chocolate....


Seperti biasa, aku duduk menunggu di kursi ini. Kursi yang sama setiap harinya. Dengan hati yang sedang tidak tertata. Ada perasaan kesal, marah, dan tidak sabar. Pagi ini sedikit berantakan. Apa yang sudah kurencanakan sejak kemarin sore hanya tinggal rencana. Ada beberapa hal yang membuatku harus beradaptasi dan jalan terus. Ingin marah, tapi tak tahu siapa yang harus kumarahi. Ingin mengeluh, tapi tak tahu apa yang harus kukeluhkan. Tak ada yang perlu disalahkan, tak ada yang perlu kukeluhkan, tak ada sama sekali. Bukankah sepagi ini juga banyak pertolongan dari Allah swt untukku, melalui orang-orang yang ada sekitarku.

'fiiuuuuuh....' aku menghela nafas sejenak, menjaga hatiku agar tetap dalam kondisi yang baik. Kutatap sekelilingku. Antrian yang tidak begitu banyak sebenarnya. Lebih sepi daripada hari-hari sebelumnya. Kutatap seorang laki-laki yang duduk di kursi sebelahku. Dia diam saja, sambil memejamkan mata. Tidak sopan memang, tapi aku melihatnya lagi dan lagi. Dia tidak sedang tidur, dia juga tidak sedang mengusir kebosanannya. Dia tampak tenang duduk diam di kursi sebelah. Sesekali kulihat gurat senyum dan kesabaran luar biasa di wajahnya.

"Antrian berikutnya... Bapak silahkan" suara renyah nan ramah itu selalu saja sama. Tak peduli mereka memiliki masalah apa, mereka selalu tersenyum dan ramah saat bekerja. Melayani orang-orang yang tidak mereka kenal. Mencoba menghafalkan satu per satu nama yang mereka temui. Kode etik. Standar pelayanan. Begitu mereka menyebutnya. Seorang lelaki setengah baya, rambutnya sudah beruban, dengan badan kurus dan pakaian sederhana melangkahkan kaki menuju suara ramah yang memanggilnya. Setelah menyerahkan selembar kertas, berbalik arah menuju kursi di sebelahku. Menuntun laki-laki yang tengah duduk menunggu dengan penuh kesabaran, laki-laki dengan mata terpejam, tentu saja bukan karena mengantuk menunggu. Menuntunnya dengan sabar, tertatih-tatih ke meja teller. Then which of the favours of your Lord will you deny? Tak malukah aku pada mereka? Masih pantaskah aku merasa marah, merasa kesal dengan hal-hal kecil yang kadang tidak sesuai rencanaku? Aku tersenyum. Betapa aku selalu diingatkan terus menerus setiap saat, dan aku masih saja mengabaikannya. Aku masih sering ragu untuk mengulurkan tanganku berbuat baik. Aku masih sering mengutamakan standar buatan manusia tanpa mengingat standar yang Allah swt tetapkan.

Aku kembali tersenyum sendiri. Ada hal yang menyentuh hatiku. Menata hatiku yang berantakan sejak pagi. Seandainya aku tidak di tempat umum, aku ingin menangis. Betapa Engkau selalu mencintaiku meskipun aku banyak berbuat hal buruk. Betapa besar cinta-Mu kepadaku, dan aku masih saja selalu mempertanyakannya.

Aku beranjak dari kursiku, dengan perasaan yang jauh lebih baik. Bismillah.... Semoga semua urusan dapat terselesaikan dengan penuh keikhlasan.... Amanah ini, bukan sekedar amanah... Amanah ini adalah jalanku untuk terus belajar dan belajar. Belajar untuk mencintai-Mu selalu...
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FRIENDSHIP

SUBHANALLAH.., AKU MENCINTAINYA,,,

TEROR HANTU