MEMORI HUJAN


mengawali hari dengan 'bismillahirrahmanirrahim'

gerimis pagi ini memberikan nuansa berbeda dari pagi-pagiku sebelumnya, sejuk...
meskipun harus menggunakan jas hujan untuk ke kantor, tapi cukup untuk menyegarkan semangat hari ini.

Mengerjakan beberapa kerjaan yang belum selesai, setelah kemarin sedikit men-charger semangat kerja dengan sedikit 'perubahan' dan 'niat'.
Kebiasaan burukku yang sering kali tak bisa kutinggalkan adalah 'menunda pekerjaan'. Kebiasaan selalu bersantai dalam mengerjakan sesuatu karena deadline yang tak terbatas, terkadang sebuah keterpaksaan itu jauh lebih baik bagiku... dan mungkin aku justru tipe orang yang akan bekerja lebih dan lebih saat dibawah tekanan :)

Baru setengah jalan, iseng baca-baca berita dan liat status terbaru dari orang-orang dijejaring sosial hari ini. Dimana-mana mengabarkan adanya angin besar, terutama di rumahku. Ah, langsung kepikiran ibuk dan adekku juga kakak-kakakku di sana. Ya Allah, lindungi mereka.

Ingat beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang bercerita kalau dia ingin merasakan bagaimana rasanya hidup jauh dari orang tua dan belajar mandiri. Dengan antusiasnya dia bilang 'aku iri dengan dirimu, pasti senang bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang tua lagi' aku hanya tersenyum dan kujawab dengan diplomatis seperti biasa 'rumput tetangga selalu tampak lebih hijau' dan seperti dugaanku dia akan terus mencercaku dengan banyak pertanyaan.

Aku ingat sekali, dulu dimana sewaktu SMP aku sempet merasa kecewa pada orang tuaku yang berakibat prestasiku turun drastis. Masalah yang kupikir banyak dialami oleh anak-anak seusiaku dulu, kupikir begitu. Aku juga ingat, pada akhirnya aku masuk SMA dengan peringkat 4 dari bawah, wow... sebuah prestasi yang selanjutnya terus kuraih sejak saat itu, masuk kuliah dengan peringkat bawah, dan lulus kuliah dengan peringkat bawah juga...

Dulu, ayahku selalu antusias setiap kali mengambil rapor-ku... dibandingkan mengambil rapor kedua kakakku, ayahku lebih senang mengambil raporku, tentu saja karena hingga SMP aku masih bisa membuat ayahku bangga. Tapi aku ingat hari itu, ya... hari itu untuk pertama kalinya ayahku memilih untuk tetap masuk kantor dan membiarkan ibuku yang mengambil raporku... untuk pertama kalinya aku merasa bersalah pada ayahku, karena ayahku tahu aku sudah tak bisa membuatnya bangga lagi. Dan aku masih tetap tak mau memperbaiki diri, kuanggap itu kesalahan ayahku, dan mungkin ayahku tahu kenapa aku berbuat seperti itu. Asal aku bisa masuk tak masalah aku mau ranking berapa... asal aku bisa lulus, tak masalah mau nilaiku berapa... pemikiran bodohku saat itu, yang hingga saat ini justru menjadi kebiasaanku,,,

Seharian ini gerimis terus menemaniku, teriknya matahari di siang hari menghilang entah kemana,...

Siang ini menyempatkan ke kampus sebentar untuk isi KRS, aish... nilai yang tak bertanggung jawab sama sekali... >.<

Sore itu, hujan deras menjebakku di depan SMP... aku tidak bawa sepeda, ada pelajaran tambahan dan aku diantar ayahku tadi siang, terpaksa hanya bisa menunggu jemputan ayahku. Semua teman-temanku satu per satu sudah pulang, dan hanya tinggal aku berdiri di depan ruang TU sekolah menanti ayahku. Ah, hujan ini seperti air yang ditumpahkan...

semenit, lima menit, sepuluh menit, tiga puluh menit berlalu...

belum ada yang menjemputku, dan aku hanya duduk menatap lalu lalang jalanan... hingga beberapa menit kemudian, sepeda motor yang aku memang lupa dan tak pernah 'care' dengan tipe motor seperti itu datang menjemputku... Seorang laki-laki berbadan kurus, tinggi, dengan jas hujan menghentikan motornya di depan gerbang sekolah...

Aku bergegas berlari kecil menghampiri ayahku, tanpa ada obrolan aku masuk ke dalam jas hujan itu... bersembunyi dibalik punggung kecil ayahku, memeluknya erat agar tak basah kena air hujan, berlindung dari derasnya air yang mengguyur...

basah... kurasakan punggung ayahku basah,,, meskipun sudah mengenakan jas hujan masih saja basah... Aku semakin menyembunyikan badanku yang kecil dibalik punggung ayahku,,,
saat itu, aku berjanji satu hal... 'ayah, kelak aku tak akan pernah melupakan punggung basahmu ini. Aku tak akan pernah mengecewakanmu'

dan janji itu hanya sebuah janji... nyatanya aku tak benar-benar menepatinya, beberapa tahun kemudian ketika aku masuk SMA, aku sudah lupa akan janji itu...

"kring... kring..." suara telepon diruangan memaksaku beranjak, di luar gerimis masih rintik-rintik,,,, dengan enggan jemariku yang mulai dingin berhenti memainkan huruf-huruf...

Komentar

  1. makanya jangan jadi anak yg nakal...kkkkkk
    kuliah yang rajin nduk... :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku anak baik loh... *ala melly goeslow*

      jangan sebut kata K***** itu kata terlarang sekarang, hahaha

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART