NEGERI DI UJUNG TANDUK

www.goodreads.com
Madiun,
Setelah lelah membersihkan abu vulkanik dari Gunung Kelud

Intermezo...
Setelah kemarin selesai dengan Negeri Para Bedebah-nya Tere Liye, hari berikutnya nitip temen kantor yang kebetulan ke Gramedia buat beliin buku kedua yang berjudul Negeri Di Ujung Tanduk.
Setelah sebulan lalu terakhir nulis di blog ini, akhirnya bisa juga menyempatkan waktu buat iseng kembali mengisi blog ini. Sebulan ini banyak banget kejadian yang pengen kutulis, tapi sepertinya kuurungkan karena aku sedang ingin menulis tentang resensi buku :D

Yups, kali ini buku kedua bang Tere Liye juga udah abis kubaca dalam 5hari. Lumayan lama untuk buku yang memiliki ketebalan tidak seberapa. Kenapa lama? pertama, karena memang selain week end, aku susah sekali bisa menyempatkan baca. Setelah seharian di kantor liatin kompi dari pukul 7.30-17.00 itu bikin mata capek, alhasil saat sampai kos minat bacaku gak ada karena mataku udah lelah. Kedua, karena aku merasa buku ini membosankan. Cerita yang mudah ditebak, ending yang mudah ditebak, alur yang bisa kubilang sama persis dengan buku pertama.

Masih tentang sang 'james bond' Thomas aka Tomi yang sekarang sudah memperluas bisnisnya dengan menjadi konsultan politik. Ditemani dengan seorang wartawan cantik, mencoba melawan musuh masa lalunya yang di buku pertama memang belum diselesaikan. Dimulai dengan perjalanan ke Taiwan, dimana Thomas, Opa, dan Kadek juga sang wartawan yang kebetulan hendak mewawancarai Thomas dituduh membawa ganja dan senjata api.

Perjuangan Thomas untuk mengembalikan nama baiknya, dan juga menjadikan klien politiknya sebagai kandidat presiden tahun ini. Bagi Thomas, klien politiknya merupakan seseorang yang bisa membangun negeri ini. Seorang yang jujur dan ingin menegakkan hukum. Buku kedua ini juga menceritakan lebih jelas tentang masa sekolah Thomas dan hubungannya dengan klien politiknya di masa lalu. Selain itu, Thomas juga mendapat teman baru di Taiwan, yang masih memiliki hubungan masa lalu dengan Opa.

Masih sama seperti buku pertama petualangan Thomas seperti kita sedang melihat film-film Hollywood dimana Thomas harus berpikir dan bertindak dengan cepat dan tepat. Cukup menarik dan menghibur, tapi sebaiknya dibaca dengan jeda yang agak lama dari buku pertama. Karena jika dibaca tanpa jeda, akan terasa membosankan dengan cerita yang hampir mirip dengan buku pertama.

Dari nilai 10, aku memberikan nilai 7 untuk buku ini. Not bad...,

_dering telepon mengisyaratkan saatnya bekerja, untuk negeri tercinta selalu ada harapan bagi orang-orang yang optimis_


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART