HATI SELUAS SAMUDERA #8

Madiun,
Belajar kembali memaknai luasnya hati manusia

"kau lihat air dalam gelas ini?" En membuyarkan lamunanku "mm.." jawabku pendek. "menurutmu, apa yang akan terjadi jika aku memasukkan kelereng ke dalamnya?" En mengambil beberapa kelereng milik adiknya, menggenggam dan menimangnya sesaat. "tentu saja airnya akan meluap. Tumpah" aku menjawab datar.
Plung. En nyengir memasukkan kelereng ke dalam gelas yang berisi penuh air. Aku menatapnya dingin 'childish'. Plung. En kembali memasukkan kelereng lainnya, aku masih diam saja enggan menanggapi tingkahnya yang kekanak-kanakan.

"Sa, ayahku dulu selalu bilang agar aku meluaskan hatiku seperti samudera. Kenapa? Karena jika hatiku seluas samudera, masalah apapun tidak akan mampu mempengaruhi hatiku. Tidak seperti air dalam gelas ini. Karena tempatnya terlalu kecil, air ini meluap saat ada sesuatu yang masuk ke gelas. Coba bayangkan jika air ini ada di samudera, tempat yang begitu luas... bahkan jika kau memasukkan batu raksasapun, air ini tidak akan meluap kemana-mana. Tidak akan tergoyahkan sedikitpun" ah, aku mengerti maksud En sekarang. Dia menyindirku.

"Air itu tidak akan tumpah En, kalau kau tidak usil memasukkan kelereng ke gelas" aku seperti biasa tak mudah percaya begitu saja dengan teori. "hahaha... sialan kau Sa" En menimpukku dengan bantal sofa. Aku menangkapnya, dan memeluk bantal itu tak berniat membalas En. "Kenapa kita harus bersabar?" entah kenapa aku seperti bergumam mengucapkannya. En menatapku. Dia tahu aku tak akan mudah dihibur dengan kata-kata tanpa penjelasan yang masuk akal. Kudengar En menghela napasnya sejenak. Dia ikutan mengambil bantal sofa dan memeluknya, meniru gayaku. "Kau benar... kenapa kita harus bersabar?" aku melihat ke arah En yang mengulangi perkataanku. "Kau benar... jika kita diminta untuk bersabar dan pemaaf, kenapa orang lain boleh menyakiti kita. Kenapa bukan mereka saja yang merubah cara pandang mereka. Kenapa harus kita? kenapa bukan mereka?" En masih bergumam tak jelas. Aku menyimaknya, ingin tahu apa maksud kata-katanya. "Jika Allah swt itu Maha Pengasih dan Penyayang, kenapa kita tidak diciptakan dengan kondisi yang lebih baik? Kenapa harus ada kejahatan, kenapa harus ada kelaparan, kenapa harus ada ini harus ada itu... kenapa... *sigh" aku melihat sinis ke arah En, dari raut wajahnya tampak jelas dia hanya berpura-pura. "aaaaaarggggh..... aku bisa gila nih" En mengacak-acak rambutnya. Puk. Kulempar bantalku ke muka En. "Lebaaaaaiiiiiiii........." aku menatapnya jengkel. Dia tertawa. Dia selalu seperti itu, dan aku selalu seperti ini.

"udah ah, gue pulang... bye" aku beranjak. "hati-hati Sa... kalau ada cowok cakep berhenti ya, siapa tahu jodoh lu" En masih saja menjahiliku. "tenang aja tar gue bagi deh kalo dapet dua..." aku melempar bantal sofa yang lain ke muka En. En hanya terkekeh. Dia sahabat terbaikku. Ya, sahabat terbaikku.

Sorenya, aku nongkrong depan tv mantengin spongebob. Terlalu anak-anak? Yeah, aku suka. Kali ini ceritanya squidward pindah rumah karena tidak mau diganggu spongebob. Surga bagi squidward karena di tempat tinggalnya yang baru dia menemukan kehidupan baru. Orang-orang yang memiliki sikap dan kebiasaan yang sama dengannya. Tapi beberapa minggu kemudian squid menyadari bahwa dia mulai bosan. Tidak ada sesuatu yang menantang. Dia merindukan spongebob. Aku tersenyum sendiri. Ini seperti apa yang dikatakan En padaku. Jawaban dari pertanyaanku yang diulang oleh En tadi siang. Bahwa Allah swt telah menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna. Karena Allah swt sangat tahu sifat manusia, Allah swt memberikan kita kebebasan agar kita bisa berpikir. Agar kita selalu bertanya dan mencari jawaban.

Kriiing.
"Assalamu'alaikum..." suara ceria En terdengar ringan sore itu. Aku tersenyum "Waalaikumsalam..."
"Ada apa Sa?" En dari seberang bisa kutebak dia pasti sedang nonton spongebob juga.
"Thanks En. Buat obrolan tadi siang" aku malu-malu mengucapkannya.
"Jadi... Apa kau sudah menemukan jawabannya?"



كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
"......Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART