WEEKEND... BENTENG VAN DEN BOSCH SEASON
benteng tampak depan w/ yani |
Madiun,
Seberapa besar kita bersyukur...
Bahkan tubuh ini begitu sempurna untuk disyukuri,
Terima kasih Tuhan, untuk nikmat sehat-Mu....
Juga nikmat sakit yang membuatku mengerti bahwa sehat itu indah...
Alhamdulillah... Pagi ini masih diberi kesempatan kesekian kalinya untuk membuka mata. Weekend kali ini kita jalan-jalan ke Ngawi saja. Sebenarnya, berawal dari teman kuliah di Unmer Madiun ada yang mau menikah. Berhubung hari kerja tidak bisa datang ke acara resepsinya, memutuskan hari Ahad aja main ke sana. Rumahnya Magetan, tapi mampir mainnya ke Ngawi :D
taman labirin w/ yani&tantri |
air mancur w/ me |
Benteng Van Den Bosch. Bisa dibayangkan seperti apa sejarah benteng ini dari namanya kan? Yups, Benteng Van Den Bosch merupakan salah satu peninggalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi ini dibangun tahun 1839-1845 (pada pintu masuk tertulis seperti itu). Benteng ini disebut juga sebagai Benteng Pendem karena dibangun lebih rendah dari tanah di sekitarnya. Lokasinya mudah dijangkau, karena dekat dengan pusat kota, dari alun-alun Ngawi ke arah Pasar Besar Ngawi. Berada tepat di sebelah taman makam pahlawan. Di pertemuan Jalan Diponegoro dan Jalan Untung Surapati, masuk melewati pintu gerbang komplek Batalyon Artileri Medan 12/KOSTRAD 'Angicipi Yudha'. Tiket masuk Rp5.000,-/orang dan parkir Rp1.000,-/motor. Sebelum ke benteng, ada Taman Labirin yang cukup hijau untuk sekedar berfoto dan melepas lelah. Di Taman Labirin ini, kalian bisa menjumpai beberapa tempat peristirahatan dan arena bermain untuk anak-anak, juga air mancur. Disini juga ada solar cell untuk penerangan taman. Sayangnya, waktu kesini siang hari sehingga terasa sangat panas, selain itu sampah dimana-mana, meskipun telah disediakan tempat sampah (tempat sampah juga telah rusak). Kesadaran akan menjaga lingkungan ini sepertinya harus lebih ditekankan. Miris rasanya melihat sampah ditinggalkan begitu saja oleh pengunjung tidak pada tempatnya. Di taman ini juga ada beberapa kambing yang berkeliaran, lucu sih.... tapi kalau kambingnya makan rumput taman kan jadi gak asyik. Pemiliknya malas untuk mencarikan rumput barangkali (su'udzon kan...).
![]() |
bagian dalam benteng |
Kami menghabiskan waktu cukup lama di Taman Labirin, karena memang panas sekali jadi masih malas untuk ke Benteng Van Den Bosch. Sembari menikmati jajanan bernama sempolan, dan jepret sana-sini. Sekitar pukul 14.30 WIB baru bergerak ke arah benteng. Dari Taman Labirin, benteng memang tidak tampak karena ada bangunan yang menghalangi. Menurut sejarah Benteng Van Den Bosch ini merupakan tempat pertahanan tentara Belanda setelah berhasil menguasai Ngawi pada tahun 1825. Nama Van Den Bosch sendiri sangat mirip dengan nama pemimpin tentara Belanda yang tinggal di benteng tersebut yaitu Johannes Van Den Bosch. Entah ada hubungannya atau tidak. Sepertinya memang dinamai sesuai pemimpin mereka. Benteng ini dibuka pukul 09.00-17.00 waktu setempat. Ketika kami datang ke sana, cukup ramai pengunjung. Tempat ini juga klasik sehingga banyak digunakan untuk foto prewedding.
![]() |
bagian belakang benteng |
Ada tiga bagian benteng. Pertama adalah pintu masuk, dimana masih terdapat bekas gerigi untuk mengangkat penutup pintu. Memasuki pintu gerbang, kita akan disambut oleh bangunan-bangunan yang sudah tidak utuh lagi. Lumayan luas. Sepertinya ini adalah bagian utamanya. Di tengah ada bangunan yang sedikit berbeda karena ada pilar-pilar seperti gedung pertemuan. Di depannya juga ada bangunan dua lantai. Dibelakang bangunan tersebut terdapat dua buah sumur yang konon katanya untuk membuang para pekerja, sedikit serem sih. Kalau ke sisi kiri, tidak jauh berbeda dengan sisi kanan. Dibagian belakang, terdapat pintu keluar juga. Di belakang benteng kita akan menemui gundukan tanah seperti bukit, yang waktu aku ke sana ada beberapa anak-anak tengah berselancar dengan sepedanya. Bukit itu digunakan untuk menahan banjir, mengingat bahwa benteng ini dibangun di sisi pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Benteng Van Den Bosch ini terdiri dari dua lantai, beberapa bangunan masih menyisakan tangga untuk menuju ke lantai dua. Selain sebagai tempat tinggal, benteng ini juga digunakan untuk gudang senjata dan amunisi.
burung merpati bertengger di benteng |
Kita juga akan mendapati burung-burung merpati yang terbang dan bertengger di bangunan yang semakin sayang jika dilewatkan. Selain memiliki nilai sejarah bagi Kabupaten Ngawi, Benteng Van Den Bosch juga memiliki banyak cerita misteri. Overall, Benteng Van Den Bosch ini cukup menyenangkan untuk dikunjungi pagi hari atau sore hari apabila sedang berkunjung ke Ngawi. Benteng Van Den Bosch menjadi salah satu saksi bisu dari perjuangan pendahulu kita dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sebenarnya ada yang sedikit mengganggu bagiku, di bagian depan benteng ada bangunan yang dimanfaatkan untuk berjualan. Entah kenapa, aku merasa sedikit terganggu, kenapa tidak di luar benteng saja.
Last, Happy Weekend...
Mari kita meneruskan perjuangan para pahlawan sebelum kita dengan mencintai tanah air kita. Menjaga dan merawat bumi tercinta...
"....dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan"
(Q.S Al-Qashas : 77)
Komentar
Posting Komentar