SKSD

Madiun,
Diantara suara berisik AC yang hidup segan mati tak mau dan 
ruangan yang sepi karena teman kerja sedang ada kesibukan di luar kantor

SKSD, ini bukan nama girlband korea yang banyak digandrungi laki-laki maupun perempuan (itu SNSD woi XD), ini adalah tentang akronim 'Sok Kenal Sok Dekat'. Apa yang kalian lakukan jika kalian ingin berkomunikasi dengan seseorang tetapi tidak begitu kenal dengan orang tersebut? Biasanya aku akan mencari informasi lebih dahulu tentang orang tersebut sebelum berkomunikasi. Misalnya, bertanya pada orang yang mengenalnya terlebih dahulu, siapa namanya, apabila aku menyapa lewat chatt atau sms bagaimana penulisan namanya, selain itu aku akan mencari informasi apakah sebutan yang harus kugunakan, bapak, ibu, mas, mbak, kakak, adik, saudara, saudari, dan sebagainya. Terlihat sepele, tetapi bagiku dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, mengetahui siapa lawan bicara kita adalah hal dasar pertama yang harus kuketahui. Aku akan merasa malu dan tidak hormat apabila aku keliru menyebut nama lawan bicaraku. Biasanya aku lebih memilih menggunakan sapaan umum apabila memang tidak memiliki informasi apapun tentang lawan bicaraku.

Lalu bagaimana jika ada orang yang menyapamu, tetapi keliru menyebut namamu. Untuk pertama kalinya, tentu saja kita akan memakluminya dan tidak mempermasalahkannya. Tentu saja, karena dia memang belum mengenal kita dan itu pertama kali dia berkomunikasi dengan kita. Biasanya aku akan memperbaiki kekeliruannya. Tapi bagaimana jika dia terus menerus melakukan kesalahan yang sama? Itu sangat menggangguku, benar-benar mengganggu.

Ada stakeholder yang menghubungiku via telepon. Kami bicara cukup lama, seharusnya dia tahu yang dia ajak bicara perempuan atau laki-laki dari suaraku. Beberapa hari kemudian, dia mengirimkan sebuah sms dengan kepercayaan diri yang tinggi "Selamat siang PAK PERWIRA, saya xxx dari xxx ingin menanyakan bla bla bla". Aku hanya menelan ludah, apakah orang ini memiliki amnesia retrogade? Oke, tidak masalah. Akhirnya aku membalas pesannya sembari memperbaiki sapaannya, "nama saya PERWITA, dan saya PEREMPUAN" yang kemudian dibalas dengan permintaan maaf karena salah sebut. Case closed. Beberapa bulan kemudian, dia menghubungiku kembali via sms dengan sapaan yang sama "Selamat siang PAK PERWIRA, bla bla bla". Alis dan keningku berkerut, apakah orang ini terkena amnesia lakunar? Sehingga dia melupakan beberapa kejadian, termasuk kejadian saat aku mengoreksi sapaannya. Meskipun dengan menghela nafas yang cukup dalam, aku membalas juga pesan yang dia kirim dan untuk kedua kalinya aku memperbaiki sapaannya. Memperkenalkan siapa namaku dan jenis kelaminku. Semoga dia tidak terkena amnesia disosiatif, sehingga dia tidak tahu nama maupun gendernya sendiri. Dan beberapa bulan kemudian, aku kembali dibingungkan olehnya karena dia masih saja menyapaku dengan sebutan "PAK PERWIRA". Awalnya sudah mulai malas membalas pesannya, siapa tahu sebenarnya pesan itu memang ditujukan buat PAK PERWIRA bukan buatku (hehehe). Tetapi kalau soal pekerjaan dan itu juga menyangkut orang lain, entah kenapa aku lemah untuk tidak membantunya. Alhasil, aku membalas pesannya meskipun terlambat beberapa jam sembari mengoreksi lagi sapaannya. Apakah kali ini dia menulis pesan sembari mabuk, sehingga dia terkena blackout amnesia? Dan ternyata sepertinya orang ini benar-benar salah kirim pesan. Terakhir sebelum liburan lebaran kemarin, lagi-lagi dia mengirim pesan yang cukup panjang masih dengan sapaan "PAK PERWIRA" dan diulang dua kali dengan sebutan "BAPAK" dalam satu pesan yang dia kirimkan. Bolehkah aku menyebutnya orang yang tidak punya rasa menghargai, orang yang menyepelekan orang lain, atau orang yang tidak memiliki etika? Bagaimana bisa dia terus menghubungiku dengan nomer yang sama tujuan yang sama, dan masih saja panggilan yang sama (salah), padahal aku sudah memberitahu kesalahannya tiga kali. Bolehkah aku tidak membalas pesannya? Mengabaikan pertanyaannya dan kesulitannya? Bolehkan aku membalas dengan singkat "Anda salah kirim. Saya bukan Pak Perwira"? Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana orang ini berkomunikasi dengan orang lain. Jika dia memang tidak yakin siapa yang dia hubungi, bukankah sebaiknya dia tidak usah SKSD dengan menggunakan kata sapaan dan nama? Ini benar-benar mengganggu.

Kasus kedua, orang satu kantorku. Tidak terlalu tua (mungkin sekitar 40th-an), kalau tidak bisa disebut muda. Orang yang cukup aneh. Sering menanyakan pertanyaan yang sama, dan salah. Meskipun berkali-kali aku mengoreksinya, masih saja dia tidak belajar dari kesalahannya. Pertanyaan basa-basi yang sebenarnya lebih baik tidak usah ditanyakan karena hanya membuatku tidak nyaman. Pertanyaan SKSD yang mengganggu. Pertanyaannya sederhana, tiap Jumat sore "Mudik ke Gunung Kidul?" dan Senin pagi "Kemarin pulang ke Gunung Kidul". Pertama kali mendengar pertanyaan ini, aku masih sangat biasa dan tidak mempermasalahkannya, "Saya Kulon Progo Pak, bukan Gunung Kidul" dan akan dijawab 'Oh iya, Kulon Progo ya, yang Gunung Kidul Mbak Siti ya". Minggu berikutnya, bertanya hal yang sama dan kujawab dengan jawaban yang sama. Minggu berikutnya lagi, masih bertanya hal yang sama, dan aku masih menjawab hal yang sama. Entah kenapa, setelah lebih dari setahun beliau menanyakan hal yang sama, aku hanya tersenyum tidak setulus hati tanpa kujawab. Mungkin beliau terkena amnesia lakunar, sehingga tidak mengingat tempat asalku. Meskipun merasa terganggu setiap kali mendapat pertanyaan SKSD yang sama dari orang yang sama dengan kesalahan yang sama, aku hanya bisa membalas dengan sedikit senyum 'what the....'.

Lalu aku berandai-andai, seandainya suatu hari aku menjadi pembicara dalam sebuah forum internasional, dan sang master of ceremony (MC) memperkenalkanku dengan kepercayaan diri tinggi
"Let's welcome our speakers, MR. PERWIRA from South Mountain" plok plok plok
dan yang keluar adalah seorang perempuan yang mengenakan hijab, mungkin para peserta forum akan berpikir bahwa PAK PERWIRA sudah transgender jadi perempuan.

*South mountain = gunung selatan = gunung kidul






Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART