INTROVER

Madiun,
Aku tidak menyukai kesendirian, tapi aku menyukai ketenangan....

Introver, sebuah novel penggugat jiwa karya M.F Hazim, cetakan pertama Februari 2017, Alvabet. Buku dengan tebal 265 halaman ini cukup menarik perhatianku. Sebuah novel yang disuguhkan dengan cara berbeda. Sudut pandang orang pertama yang digunakan sang penulis mampu membuatku terbawa ke dalam dunia seorang introvert murni. Nawawi, seorang siswa SMA yang selalu duduk di pojok belakang kelas.

Teman. Bagi remaja kebanyakan, mencari teman bukanlah sesuatu yang sulit. Di sekolah misalnya, kita bisa dengan mudah mendapatkan teman. Tetapi berbeda dengan Nawawi. Baginya, teman adalah sesuatu yang langka. Apa itu teman? Bahkan Nawawi yang kutu buku masih harus mencari banyak literatur untuk menjawab pertanyaan itu. Dia hanya tahu bahwa dia nyaman dengan dirinya sendiri. Tidak ada yang salah dengan tidak memiliki teman. Namun, dalam hati terdalam Nawawi juga ingin terlihat 'normal' seperti kebanyakan remaja seusianya. Meskipun standar 'normal' yang ada membuat Nawawi merasa bahwa itu hanya sesuatu yang tidak berguna, membuang-buang waktu dan tenaga.

Membaca buku ini, mengingatkan kita akan kondisi sekitar kita saat ini. Kita seringkali membuat standar-standar kenormalan yang sebenarnya tidak pernah ada. Tidak ada manusia yang sempurna. M.F Hazim dengan sangat baik membuka wawasan kita tentang pentingnya memahami orang lain. Sesuatu yang baik dan biasa bagi kita, belum tentu adalah sesuatu yang baik bagi orang lain. Kebiasaan kita yang terlihat 'normal', belum tentu 'normal' bagi orang lain. Penulis menjabarkan dengan sangat baik sisi positif dan negatif seorang Nawawi. Nawawi yang pendiam, kutu buku, gamer, yang lebih suka menghabiskan waktunya untuk membangun imajinasinya daripada berkumpul dengan remaja seusianya melakukan hal-hal yang baginya hanya membuang-buang waktu dan tidak penting, ternyata juga seorang penggerutu dan pembenci. Kita larut dalam rasa sakit dan penderitaan seorang Nawawi. Ketidakmampuan Nawawi dalam menghadapi orang-orang ekstrovert di sekitarnya, membuatnya menjadi seorang penggerutu. Dan juga kebiasaan-kebiasaan kita yang terlihat 'normal' sebenarnya adalah sesuatu yang dapat mengganggu orang lain dan tidak bermanfaat apapun.

Buku ini ditutup dengan 'happy ending' yang indah. Bahwa kita hanya memerlukan seseorang yang tepat untuk bisa memahami kita dan membuka mata kita untuk lebih bisa memahami orang lain. Secara keseluruhan, buku ini memberi warna baru pada bacaanku. Aku menunggu ada buku ekstrovert yang akan menyeimbangkan buku ini. Tidak ada salahnya untuk menaruh buku ini di rak buku koleksi kalian. 4/5 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART