NO TITLE

pic from katamutiaraline.info
Madiun,
26 April 2018

Ini sudah terlalu lama untuk tidak menulis. Terlalu banyak kesibukan dan deadline. Bicara tentang deadline, dalam sebuah instansi pasti memiliki susunan organisasi. Setiap orang yang menduduki jabatannya masing-masing dalam organisasi, memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda. Memiliki tanggung jawab berbeda. Sebagai pelaksana, tentu saja tugas utamanya adalah melaksanakan proses kerja. Sebagai pion pertama bagi organisasi dalam pelaksanaan tugas. Diatas pelaksana, ada atasan yang memiliki tanggung jawab lebih besar. Memastikan semua pekerjaan pelaksananya berjalan dengan baik. Terlihat sepele dan mudah kedengarannya. Tetapi, sebenarnya ini adalah tanggung jawab yang besar. Kenapa? Karena sudah menjadi tanggung jawab atasan untuk memastikan dan memperhatikan semua pekerjaan pelaksananya sesuai ketentuan. Sudah menjadi tanggung jawab atasan untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan pelaksana tidak ada kekeliruan. Apabila ada kekeliruan, maka atasan yang paling bertanggung jawab. 

Masing-masing memiliki wewenang dan tanggung jawabnya. Tidak bisa seorang atasan lepas tangan begitu saja atas kesalahan pelaksana. Atasan memiliki tanggung jawab terhadap pelaksananya. Itu adalah tugas utama atasan. Atasan harus bisa menjadi penyelesai masalah, bukan penambah beban. Mencari solusi terbaik, bukan melempar kesalahan. Apa fungsi atasan jika pelaksana juga yang harus bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya? Buat apa ada struktur organisasi jika masing-masing harus bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya? Bagi instansi seperti tempat saya bekerja, atasan bukan majikan. Atasan dan pelaksana sama-sama bekerja dan digaji oleh negara, hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda. Pendapatan besar, tanggung jawab besar. Kenapa atasan memiliki pendapatan yang lebih besar dari pelaksana? Tentu saja jawabannya karena atasan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pelaksana. Pelaksana bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaannya, dan atasan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pelaksananya. Itulah sebabnya seorang atasan harus peduli pada pelaksananya. Atasan yang bijaksana tidak akan menyelamatkan dirinya sendiri dengan melempar kesalahan kepada pelaksananya. Ketika seorang atasan melarikan diri dari tanggung jawabnya, sebenarnya dia telah mempermalukan dirinya sendiri. Kenapa? Karena setiap orang memiliki mata untuk melihat, mulut untuk bicara, telinga untuk mendengar, dan naluri untuk memahami. Biarkan orang menilai sesuai dengan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Tidak akan menjadi sia-sia apapun perbuatan yang kita lakukan dengan niat Lillahi ta'ala. Niat yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART