ROTI



remahan roti bertebaran dimana-mana,,, ini pasti ulah si kecil kiki. Putra bungsuku yang baru berumur 3tahun itu suka sekali makan roti. Seperti biasa sore itu, sepulang dari kerja aku bawakan roti kesukaannya. Kulihat kiki sedang asyik bermain dengan baby sister.
"assalamu'alaikum.."
"bunda pulang,,, bunda pulang,..."
kiki langsung berlari menghampiriku
"eh, ibu udah pulang... wa'alaikumsalam"
kebiasaan ni orang rumah suka sekali lupa mengutamakan menjawab salam. Aku tersenyum, kiki sudah lebih dulu menyambut kresek putih ditanganku yang berisi roti.
"loti ya bunda"
masih agak cedal, dengan huruf R yang tidak sempurna. Kiki tampak kegirangan menenteng roti dan menunjukkannya pada Rima, baby sisternya. Rima tersenyum tulus melihatnya.

Esoknya, ku lihat sepotong roti dikerubuti semut (pasti ulah kiki)di bawah kursi ruang tengah. Aku mengambilnya dan membuangnya ke kantong sampah. Hari ini aku libur kerja jadi bisa seharian menemani kiki, bagaimanapun juga aku tak pernah ingin anak2ku menjadi anak baby sister. Aku hanya menyerahkan anak2ku pada baby sister ketika aku bekerja, kalau aku sudah di rumah pasti semua keperluan anak2ku, aku yang ngurus termasuk memandikan dan menyuapinya makan setiap hari. Aku membawa kantong sampah itu ke depan dan meletakkanya ditong sampah. Aku bergegas masuk lagi ke dalam. Tapi belum sempat aku masuk, ku lihat seorang bocah kecil mengorek sampah mencari botol2 plastik dan memasukkannya dikarung yang dia tenteng. Mungkin usia bocah itu sama dengan sulungku, 8tahun. Kulihat jam tanganku, sulungku sudah berangkat sekolah diantar ayahnya setengah jam yang lalu. Seharusnya bocah itu juga sudah duduk manis disekolah bukan malah mengorek sampah seperti itu. Ku hentikan langkahku sejenak, kuperhatikan bocah itu seksama. Sebenarnya semua bocah di dunia ini sangat menggemaskan. Tanpa sadar aku tersenyum menatap bocah itu. Bocah itu sepertinya tidak tahu aku memperhatikannya, dia masih sibuk mengais sampah. sedetik, dua detik, tiga detik... tak lama,,, aku dikagetkan dengan apa yang bocah itu lakukan. Dia mengambil sepotong roti yang kubuang tadi. Sepotong roti sisa yang sudah dikerubuti semut tadi. Aku terus menatapnya, ingin tahu apa yang akan bocah itu lakukan. Dia membersihkan roti itu.

"Alhamdulillah..., masih bisa dimakan"

Bocah itu segera berlalu dengan sepotong roti yang telah dibersihkannya dan disimpan dalam saku celananya. Aku bergegas mengejarnya, tapi dia telah pergi menuju rumah lain. Aku menghela napas sejenak. Ada banyak hal yang kupikirkan tentang anak itu. Anak yang seusia sulungku.

Sejak hari itu, aku selalu minta pada dua buah hatiku untuk jangan menyisakan makanan yang mereka makan atau membuangnya sembarangan. Sejak hari itu juga aku selalu menunggu bocah itu dan memberinya roti seperti roti kesukaan anakku. Terima kasih nak.., semoga kelak kau menjadi anak yang berguna untuk agama, orang tua, juga bangsa ini.

Komentar

  1. pelajaran berharga agar lain kali g menyisakan makanan,hehehe
    btw sejak kapan kamu punya anak pooh??? :P

    BalasHapus
  2. @ angelteuk : ^^ hihihi.., tu ceritaku 10th lagi teuk..,

    BalasHapus
  3. hahahaha...jadi ceritanya itu harapan dan impianmu
    hmmmm...ku aminin aja deh :P

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART