OTHER SIDE OF MY WORK


sore itu samar-samar dari ruanganku kudengar suara dua orang ibu-ibu berbicara dengan salah satu pegawai di kantor ini. Sebenarnya aku tidak asing dengan keadaan ini.., sering sekali ada tamu datang ke kantor, entah untuk masalah pengelolaan BMN, untuk masalah lelang, masalah piutang termasuk kredit macet, dan lain-lain.
begitulah, pemandangan seperti ini bukan hal asing lagi bagiku.... aku sudah bekerja hampir 3tahun di kantor ini, waktu yang tak singkat.

sebenarnya aku tidak ingin menguping, awalnya aku memakai headset sambil menikmati musik di winamp-ku. Musik jadul, sheila on 7 waktu aku masih SD tapi tetap menjadi favoritku, mungkin karena aku termasuk orang yang tidak banyak menyukai perubahan, aku lebih suka konsisten dengan apa yang jadi pilihanku dari awal.
Dua wanita yang dari suaranya kuperhitungan sudah tak muda lagi, mungkin sekitar kepala empat. Suara wanita yang meledak-ledak itu terdengar dengan sangat jelas dari ruanganku yang hanya disekat oleh dinding yang tidak menyentuh atap.

Wanita itu mencoba meyakinkan dan menjelaskan kronologi kejadian pada salah satu pegawai. Sepertinya dia salah satu debitur yang telah melakukan pelunasan pembayaran tapi dalam catatan bank masih belum lunas dan macet sehingga harus dilakukan pelelangan terhadap barang jaminan. Aku tak begitu tahu masalahnya, aku juga tak bisa berprasangka.Iseng aku bertanya pada salah satu seniorku di kantor ini, yang kebetulan dia juga satu ruangan. Sebenarnya aku tertarik karena suara wanita itu sangat keras terdengar dari ruanganku.
"Mr. M itu kenapa?" walo satu ruangan, kami terbiasa bicara lewat chatt. Selain lebih aman karena tidak di dengar siapapun, juga karena kebiasaan autis yang suka memakai headset dengan volume keras sehingga tidak mendengar ketika ada yang memanggil. Untuk hal ini, aku sering dilempar kertas atau sesuatu karena saking autisnya kalau sudah memakai headset, hehehe

"debitur komplain pooh"
"komplain kenapa?"
"biasalah., sisi lain kantor ini"
aku sedikit mengerti sebenarnya, hanya saja aku ingin memperjelas
"kok bisa? bukannya ada kwitansi?"
"namanya juga penjahat pooh"
"sampai sekarang masih ada?"
"entahlah kalau itu. Kembali ke orangnya masing-masing"

yups, begini... yang aku tangkap, tu debitur udah pernah membayar ke salah satu pegawai entah tahun berapa tapi mungkin tu uang dimakan sendiri sama pegawainya. Well, bukan ingin menjelek-jelekkan atau buka aib, hanya saja begitulah dulu. Ketika jaman jahiliyah kalau boss-ku menyebutnya. Banyak cara dilakukan untuk hal tidak baik...
aku bahkan tak pernah bisa mengerti jalan pikiran koruptor itu, mereka yang seharusnya membantu malah seperti pagar makan tanaman. Terkadang hati nurani sudah tidak bisa mencegah seseorang untuk berbuat hal tidak halal. Aku membayangkan betapa kejamnya koruptor itu, kalau yang dikoruptor uang konglomerat seperti keluarga Bakrie,... toh Bakrie orang kaya, tapi kalo yang dikorupsi uang orang kecil seperti mereka,? Yang seharusnya sudah lunas jadi harus membayar lagi, kalau tidak harus kehilangan barang jaminan mereka.

sebenarnya waktu awal aku masuk kantor ini, aku sudah sering mendapat nasihat dan cerita dari boss juga senior-seniorku yang sudah puluhan tahun bekerja. Alhamdulillah, orang-orang disekitarku adalah orang-orang yang tidak begitu ambisius terhadap uang dan jabatan. Satu pernyataan yang waktu itu tak ku mengerti, maklum saat itu aku masih anak bau kencur. Setelah 8bulan magang di Jakarta menunggu penempatan, akhirnya aku di tempatkan di kantor ini. Kantor yang cukup kondusif menurutku. Alasannya simple, ini kota kecil jadi peluang kecurangan itupun juga kecil, bahkan bisa dibilang tak ada yang bisa dimanfaatkan. Dan orang-orangnya pun juga tidak begitu penjahat, walau aku tahu ada beberapa yang memang ambisius terhadap uang tapi tidak sampai melakukan hal-hal sejahat waktu masih jaman jahiliyah. Waktu itu aku masih benar2 tak mengerti sisi lain dunia kerja, seorang senior berkata padaku "pooh, beginilah kalau dunia kerja. Kelak kamu harus hati-hati, kalau sudah menyangkut uang dan jabatan bahkan kawan bisa jadi lawan" aku hanya tersenyum, jujur aku tahu kalimat itu tapi tak begitu mempedulikannya. Aku hanya anak yang baru lulus SMA dengan pikiranku yang masih bersih dan polos, tak macam-macam.

waktu berjalan, tanpa terasa aku sudah cukup lama bekerja di kantor ini. Boss-ku sering bercerita tentang pengalaman2nya selama di luar jawa, begitu juga senior-seniorku. Menceritakan banyak hal dan memberiku nasihat yang baik. Tak ada kejadian yang berarti di kantor ini, semua berjalan mulus dan normal. Ya, di mataku begitu. Tapi lama-lama aku menangkap dan membaca sesuatu yang lain. Ucapan seniorku 3tahun lalu..., aku kini bisa melihatnya dengan jelas. Persaingan itu ada. Persaingan di antara mereka. Kecemburuan satu sama lain.

"Tuhan menguji kita dengan banyak hal, jabatan dan pekerjaan... ketika waktu kita tersita oleh pekerjaan, masih kah kita mengingat Tuhan? ketika kita mendapat jabatan, masihkah kita mengingat Tuhan? tetaplah menegakkan sholat dan memberikan hak orang lain yang hanya dititipkan pada kita"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART