LEMBAH BERBISIK

Ramadhan keduapuluhempat

Madiun,
diantara kekosongan hati...

Part 2

"plak...!!!" tangan kekar itu kuat menyentuh pipi lembut mamak. Mamak hanya tertahan terisak. Bapak melihat mamak dengan penuh kemarahan. Bah, laki-laki macam apa dia.

"jangan sok tahu. kamu tahu apa tentang hidupku,?" bapak sangat marah.
mamak masih terisak. Perasaan yang sudah dia pendam 5tahun terakhir ini tak sebegitu sakit dibandingkan tamparan keras suaminya.

"aku memang tidak tahu apa-apa mas... tapi mas sampai kapan mw seperti ini terus,? 5tahun mas, 5tahun aku bersabar... setiap hari aku berdoa pada Allah swt agar mas kembali seperti mas Wirhan yang ku kenal dulu,,," mamak mencoba tegar.

"dan hasilnya,? sama aja kan,? dan kamu masih percaya pada Tuhanmu itu,?" bapak tampak sangat dingin.

"astagfirullah mas... bagaimana mas bisa berkata seperti itu,?" mamak tampak sangat shock.

"terserah. Aku sudah bosan dengan semua ini,..." "brak...!!!" bapak menendang meja dan meninggalkan mamak.

"mas... mas mau kemana,? mas..." mamak mencari kepastian. Tapi bapak tak menoleh sedikitpun. Dan Idan, dengan mata polosnya hanya bisa menyaksikan dari balik pintu. Menatap sang ayah keluar tanpa menoleh kepadanya sedikitpun.
Mamak kaget saat mengetahui Idan sudah pulang dari bermain, entah sejak kapan anak kesayangannya itu ada dibalik pintu.

"Idan... nak,,," mamak sangat khawatir kalau Idan melihat semua kejadian tadi. Idan hanya diam menatap mamak, lama-lama matanya merah... Dia menoleh ke arah bapaknya yang sudah menjauh pergi dari gubuk itu, tangisnya pecah... tangis seorang bocah 4tahun, berlari mengejar sosok laki-laki yang diharapkannya.


"bapak... bapak.... bapak..." Idan menangis, langkah kecilnya berhenti, bapaknya sudah tak kelihatan lagi, kemana dia harus mengejar sang bapak,?
mamak mengejar Idan, hatinya hancur... hancur berkeping-keping mendengar suara tangis anaknya. Dan mamak harus tegar demi Idan. Perlahan digendongnya Idan yang masih meraung-raung.

"bapak pasti pulang nak,,," dalam dekapan mamak, Idan merasa jauh lebih baik.
------*****-----

Mamak menatap bocah tak bersalah itu, anak-anak selalu menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Bahkan hanya dengan melihatnya tidur saja, hati orang tua mana yang tak bahagia bisa menatap anaknya. Begitu juga mamak,,, diusapnya berkali-kali rambut bocah itu, diciumnya dengan penuh kasih sayang.

kejadian tadi siang, benar2 diluar kendali mamak. Saat itu Idan tengah asyik bermain dengan teman-temannya, ketika mamak melihat bapak pulang dengan mata merah. Ya... apalagi kalau bukan bapak minum dan main gaple di gardu sebelah. Bapak minta uang lagi, dan mamak tidak memberinya. Perasaan yang mamak tahan selama 5tahun akhirnya keluar juga. Berharap bapak mau berubah dan kembali menjadi mas Wirhan yang mamak kenal dulu. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, dalam hati kecil mamak ada perasaan bersalah pada Idan. Semoga saja bapak segera pulang lagi ke rumah, mungkin mamak harus bicara baik-baik dengan bapak. Mungkin mamak harus mendekati bapak perlahan-lahan, demi Idan... demi kebahagiaan mamak, demi keluarga yang selama ini diidamkan mamak... demi mas Wirhan-nya yang sangat dia cintai.

..... Part 3 Pooh Corner: LEMBAH BERBISIK


sebelumnya Pooh Corner: LEMBAH BERBISIK

Komentar

  1. jahaaatt!!! pake nampar2 segala.. *lebay

    btw layoutnya baru ni yeeeeee...

    BalasHapus
  2. iya emang kejam..., sadis...

    tar makan2 ya layout baru,,, #eaaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART