LEMBAH BERBISIK


Madiun,
Menjelang sore ditengah suasana yang fitri

Part. 3


'Apa yang bisa aku lakukan,? aku hanya seorang mamak dari bocah empat tahun yang mengharapkan sosok bapak untuk sang anak. Salahku kah ya Rabb,????'

sosok wanita yang sudah tak muda itu tampak sangat penuh penyesalan, dipangkuannya seorang bocah empat tahun tengah tertidur pulas. Pulas,? ataukah dia sedang menahan sakitnya,? sesekali mamak mengambil kompres dan menempelkannya pada dahi Idan. Sudah 3hari Idan demam, dan sudah 3hari pula bapaknya tidak pulang.
mamak sudah membawa Idan ke puskesmas terdekat, tapi panasnya tetap belum turun. Sekali-kali Idan merintih dan mengigau memanggil bapaknya,,, miris, perih, teriris...
hati mamak sangat sakit melihat Idan dan mendengarnya mengigau, sungguh... kalau saja mamak bisa meminta agar sakit Idan dipindahkan padanya. Tak apa, dan akan terasa lebih baik.

"bapak... bapak..." Idan kembali mencercau

air mata mamak perlahan tak terbendung, dipeluknya sang anak, diciumnya dengan segenap nyawanya....
"bapak pasti pulang nak,,, sabar ya... maafkan mamak,,," dada mamak makin terasa sesak dan sakit, sakit yang sangat amat, lebih menyiksa daripada menghadapi sikap bapak selama ini.

"bapaaaaak..." mata Idan membelalak kaget, sepertinya dia bermimpi buruk.

mamak memeluk Idan, menenangkannya... dan Idan menangis, merengek meminta bapaknya.
"bapak kemana mak,?" tangis kecilnya tersedu menyesakkan hati mamak.
"bapak sedang kerja sayang, nanti pasti pulang" mamak berbohong, maaf...
"bapak marah sama Idan ya,?"
"tidak nak, bapak sayang Idan..."
"Idan gak akan nakal lagi mak.." mamak memeluk Idan, bukan nak... bukan kamu yang nakal,,, tapi karena mamak, karena mamakmu ini bapak pergi...

-----*****-----

sudah seminggu Idan demam, mamak sudah membawanya ke puskesmas lagi. Kondisi Idan makin membuat mamak khawatir, Idan harus opname di puskesmas karena kondisinya yang makin lemah. Idan susah disuruh makan sehingga harus diinfus.

"mak... bapak marah sama Idan ya,?" sore itu, mamak mencoba membujuk Idan untuk mau makan.
"tidak Dan... kalo Idan mau makan,,," mamak mencoba menyuapkan bubur ke mulut Idan.
"kalo idan makan, bapak akan pulang,?" mamak mengangguk, dan Idan sedikit mau menerima suapan mamak.
"Idan, kangen bapak..." ucapan polos Idan membuat mamak meneteskan air matanya.
"bapak juga kangen Idan..." mamak berharap bapak juga merasakan ucapannya.

sore itu untuk pertama kalinya dalam seminggu ini Idan tak menangis menanyakan bapaknya. Mamak merasa sedikit lega dan senang, karena Idan juga sudah mau makan. Kata dokter kondisi Idan mulai membaik.... dan sore itu, mamak bisa bercanda dan tertawa bersama Idan setelah seminggu ini Idan terus merengek meminta bapaknya.

Sore itu hujan rintik2 turun sebentar, memberi kesejukan... aroma tanah menyeruak memberi ketenangan.... dan sore itu juga, tanpa pernah kita tahu Allah swt menentukan kuasa-Nya,,,, setelah hujan reda, setelah Idan tak lagi merengek menanyakan bapaknya, setelah mamak merasa lega dengan kondisi Idan yang mulai membaik kata dokter...

mamak harus merelakan Idan, Sang Khalik lebih mencintai Idan daripada mamak...
walau perih, walau sakit tak terganti... inilah kuasa-Mu ya Rabb,,, penantian mamak selama 8tahun pernikahan,,,, tak ada yang bisa melawan atau menyalahkan....

Sore itu, mamak berdiam lama didepan gundukan tanah di Lembah berbisik ini... angin berbisik menyenandungkan asma-Nya, bersama gunung yang senantiasa tegak berdzikir...
burung2 yang terbang kesana kemari, alam bersenandung merdu memuji-Nya....

'inikah takdirku ya Rabb,? apakah aku berhak marah pada-Mu,? apakah aku berhak merasa dipermainkan oleh-Mu ya Khalik,? ataukah karena aku memang tak pernah bisa menjaga amanah-Mu... inikah alasan-Mu,?' mamak tergugu, laki-laki yang dia nikahi 12tahun silam pergi entah kemana, dan anak semata wayangnya yang dia tunggu selama 8tahun pernikahan diambil Sang Khalik dalam sekejap saja.... Ya Rabbi, siapa yang bisa menolak kehendak-Mu,?

Dalam sendunya mamak bersenandung lirih..., bersama angin lembah yang tiada pernah lelah berbisik....


_END_


sebelumnya Pooh Corner: LEMBAH BERBISIK

Komentar

  1. yang sabar ya mak...

    kematian itu memang rahasia Illahi ya...

    BalasHapus
  2. alhamdulillah ya...

    insyaallah mamak sabar kok nak,,,,

    wekekekekekekek....

    BalasHapus
  3. ...touched...

    cerpennya bagus mbak, pemilihan diksi buat judul juga Oke.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART