SEPOTONG KUE UNTUK BUNDA


Madiun
21 November 2011,


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bunda,
Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu tercurah atasmu.....
Bunda, apa kabarmu pagi ini,?
Sudahkah Bunda sholat subuh pagi ini,? oya, hari ini Bunda ulangtahun kan... yang ke 45tahun. Aku bahagia bunda, karena hingga detik ini kau masih setia menemaniku, dan kuharap begitu selamanya. Hehehe.

Bunda, surat ini untukmu....
Karena hari ini aku tak bisa pulang untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun padamu atau bahkan membawa sepotong kue dan seikat bunga untukmu. Aku sungguh menyesal bunda. Tapi aku tahu kau memaafkanku tanpa perlu aku minta maaf. Bukankah kau selalu seperti itu bunda. Hari ini bunda direpotkan oleh kiki, adikku yang sangat manja itu bukan,? Ah, sudah bisa apa saja adikku itu bunda.

Bunda,,,,
Aku tak tahu apakah kau akan membaca suratku ini atau tidak. Tapi aku tahu kau pasti merasakan bahwa aku sangat menyayangimu Bunda. Aku sangat mencintaimu, tanpa bisa kukatakan. Bunda, hari ini aku harap kau bahagia dan seterusnya. Duo kakakku apakah memberimu hadiah bunda,? Ataukah mereka malah membuatmu marah hari ini karena mereka memang susah diatur, tapi bukankah mereka sangat mencintaimu juga. Aku rindu kalian.

Bunda... hari ini lewat surat ini aku ingin bercerita banyak hal padamu. Hal yang belum sempat kuceritakan langsung dan tak tahu kapan akan kuceritakan langsung padamu. Aku tahu kau selalu mampu menebak isi hatiku Bunda. Bunda, sebenarnya setiap aku tidak pulang ke rumah dengan alasan kuliah, aku belum tentu masuk kuliah. Aku tahu aku berbohong, tapi aku benar-benar sudah niat mau kuliah bunda. Hanya saja terkadang rasa capek dan lelah karena seharian di kantor membuatku malas. Bunda, sebenarnya nilai IPK-ku sangat jelek, aku tahu kau pasti kecewa jika mengetahuinya. Kakak juga sering mengingatkanku untuk rajin kuliah bunda, kata kakak.... aku dikasih kesempatan kuliah jadi harus kugunakan sebaik mungkin, di luar sana banyak yang mati-matian ingin bisa kuliah tetapi tak mampu. Aku tahu itu Bunda, tapi aku masih saja malas-malasan. Kelak, aku akan berusaha lebih baik lagi.

Bunda....
Sebenarnya aku sekarang sudah tak serajin dulu dalam beribadah. Aku jarang mengaji, aku juga jarang puasa sunnah lagi. Kakak sering mengingatkanku akan hal itu, dan aku berbohong bunda. Aku bilang pada kakak aku masih melakukannya kadang-kadang. Aku tahu itu tak baik, tapi entahlah bunda.... aku merasa tak ada yang mensupportku disini. Bunda, jangan khawatir.... aku masih ingat kok dengan pesan guru ngajiku dulu. Bahwa kita diuji dengan banyak hal. Pekerjaan, harta, pangkat, jabatan, kemiskinan, kesusahan, dan banyak hal lainnya. Dan kukira, aku sedang diuji sekarang ini. Dan aku benar-benar mengaku kalah bunda. Aku salah. Mungkinkah Allah swt masih menyayangiku seperti dulu Bunda,? Bunda, kau selalu bilang kalau Allah swt sangat menyayangiku. Allah swt berikan semua yang jadi pintaku, bukankah begitu Bunda? Dan itu juga sebagai ujian untukku. Bunda, doakan aku. Masihkah kau mendoakan aku seperti dulu?


Bunda.....
Apabila akhir-akhir ini kau mendengar kabar aku ditinggalkan kekasihku tunangan. Itu benar bunda. Tapi juga salah. Aku tak pernah ditinggalkan, aku yang memilih melepaskan dia. Dan ini sudah sangat lama sekali bunda. Aku memang tak cerita padamu, karena aku tak tahu apa yang harus kuceritakan. Dia laki-laki yang baik bunda, tapi bukan yang terbaik untukku. Ada banyak hal yang tak bisa dipaksakan bunda. Aku banyak berhutang budi padanya, dan mungkin aku juga terlalu sering menyakitinya. Ah, kupikir dia akan memaafkanku, karena dia tahu aku tak baik untuknya. Dan aku janji bunda, jika tiba saatnya.... aku akan membahagiakanmu dengan seseorang yang akan mencintaimu seperti aku mencintaimu, bahkan lebih.

Bunda,
Pekerjaanku disini sangat menyenangkan. Walau kadang aku bosan dan jenuh karena rutinitas yang sama setiap hari. Aku memiliki teman-teman kerja yang sangat baik dan perhatian padaku. Mereka bersikap sangat baik padaku. Meskipun aku seringkali kesepian karena tak ada teman main, selain tantri tentunya, karena mereka jauh lebih tua diatasku ..... tapi mereka membimbingku dengan baik. Menceritakan pengalaman mereka dan mengambil contoh yang baik, mengingatkanku jika aku berbuat kesalahan.


Bunda....
Aku memang tak banyak teman disini, selain teman kerja. Kau tahu, aku jarang main keluar rumah. Begitu juga disini, aku jarang main keluar. Walau aku sudah ambil kuliah lagi, tapi bukan berarti aku banyak teman. Temanku hanya satu, Tantri. Karena dia satu kontrakan denganku, dan kau tentu sudah bisa menebak dia sama sepertiku. Jarang keluar rumah. Aku kemana-mana hanya dengan dia. Kadang merasa kesepian juga, merindukan bermain dengan teman-teman seusiaku. Kalau pulang ke rumah, sekarang juga aku merasa kesepian Bunda. Teman-teman seusiaku sudah banyak yang menikah atau bekerja di luar kota. Aku jarang bertemu dengan mereka, dan aku juga lebih suka menghabiskan waktu dirumah bersamamu. Ya, bersamamu dan kiki, adikku satu-satunya. Entahlah bunda, aku merasa enggan meninggalkan kalian ketika aku sedang di rumah. Aku takut, aku kehilangan waktuku bersama kalian jika aku pergi dengan teman-temanku.

Bunda...
Apakah kau merindukan ayah,? Tentu saja. Aku tahu. Aku juga begitu. Bunda, setiap hari aku berdoa untuk ayah, dalam setiap sujudku... bahkan setiap aku mendengar adzan, atau akan tidurpun aku berdoa untuk ayah. Untukmu juga bunda, untuk kakak-kakakku juga. Eh, untuk si kecil Kiki juga bunda. Aku selalu berdoa untuk kalian. Aku pernah mendengar, ketika aku mendoakan orang lain maka malaikat akan mengamininya dan mendoakannya juga untukku. Karena itu Bunda, sekarang aku rajin mendoakan orang-orang disekitarku. Kau pasti senang dengan perubahanku inikan bunda? Aku ingin Allah swt selalu melindungi kalian dimanapun berada, membahagiakan kalian. Itulah doaku setiap hari Bunda. Ada trauma tersendiri yang kurasakan hingga kini Bunda. Ya, aku merasa sangat takut. Dulu, aku belum banyak berdoa untuk kebahagiaan ayah di dunia. Dulu, aku sibuk berdoa untuk diriku sendiri bunda, egois memang. Dulu, setelah aku kerja hanya sedikit waktuku bersama ayah. Aku jarang pulang, dan aku juga belum sempat membahagiakan ayah. Jika bisa memilih, waktu itu aku akan meminta Allah swt memperpanjang waktuku bersama ayah. Aku akan berdoa setiap hari untuk ayah agar panjang umur. Tapi Allah swt lebih tahu yang terbaikkan Bunda? Jika dulu aku tak sempat berdoa banyak untuk kebahagiaan ayah di dunia, sekarang aku akan memperbanyak doaku untuk kebahagiaan ayah disana. Dirumah Allah swt, di surga Allah swt.... di surga yang sangat luas dan penuh dengan segala keindahan.

Bunda,
Bunda jangan menangis lagi.... jika kiki merindukan ayah, bunda jangan menangis lagi.... itu membuatku sakit. Bunda harus kuat dan tegar demi kami. Karena kalau Bunda selalu tersenyum, aku juga akan selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Sekarang, Bunda harus bahagia bersama kami, anak-anak Bunda.

Bunda....
Jika kau mendengar kabar tak baik diluar sana tentang aku, percayalah Bunda.... aku baik-baik saja. Aku putrimu yang mampu menjaga amanahmu, dan... aku takkan mengecewakanmu. Aku janji bunda. Aku tak akan membuatmu malu dengan perbuatanku. Aku ingin Bunda bangga memiliki putri sepertiku. Aku akan menjadi orang yang baik, seperti yang ayah dan bunda ajarkan padaku.


Bunda.....
Sebenarnya banyak hal yang masih ingin kutulis untukmu. Tapi kau pasti akan marah karena aku membuat banyak kertas berserakan nantinya. Hehehe.
Bunda.... terima kasih ya, selama ini sudah menjagaku, memberikan dua kakak yang sangat sayang padaku, juga seorang adik yang selalu membuatku rindu. Bunda... terima kasih selama ini sudah mau menemani ayah dalam suka dan duka, menjadi kekuatan ayah untuk terus berusaha. Bunda, terima kasih..... untuk hari-hari lalu yang sudah kau korbankan untuk kami, juga hari-hari mendatang. Aku akan berdoa setiap hari untukmu Bunda, agar Allah swt mengijinkan kita menghabiskan waktu lebih lama dan lama.
semoga bunda disayang Allah swt lebih dan lebih.....,

“Happy Birthday.....”




With Love,


Ita

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART