MERINTIS SENJA

Madiun,
Menanti Kepastian Sang Khalik....


"are u ok?" suara itu membuyarkan lamunan senjaku. Ditanah makam yang masih basah oleh tetes hujan yang baru saja reda. Sebuah gundukan tanah yang masih baru, harum bunga menyeruak dari dalamnya. Tak ada siapapun, hanya aku, asistantku, dan kenangan masa laluku.

"let's go. we must back to Canada" suara renyah itu menuntunku lembut.

---------

Soekarno Hatta Airport.

Beberapa menit yang lalu, aku sudah meninggalkan tanah kelahiranku. Kutatap gumpalan putih disekitarku. Aku tak tahu kenapa aku sangat menyukainya. Teringat mimpi masa kecilku untuk bisa memiliki awan kinton seperti punya son goku dragon ball, juga lagu return the pooh corner yang selalu menjadi favoritku "chase all the clouds from the sky.... back to the days of Christhoper Robin....". Lamat-lamat kugoreskan sebuah kalimat di kaca pesawat dengan jari tanganku. Seperti yang kulakukan 15tahun lalu saat aku berusia 7tahun. Pertama kali aku datang ke Canada bersama ayah.

~ "ayah, aku akan menulis sesuatu di kaca... ayah tebak ya apa yang kutulis" dan ayahku dengan sabar mengangguk tanpa melepaskan majalah bisnis di tangannya. Aku mulai antusias menulis dan semua tebakan ayah benar. ~

Aku tersenyum menatap jari-jariku menuliskan kembali kalimat itu. Dan menunduk, lelah.... sampai kapan aku harus bermain dan berpura-pura dengan perasaanku.
"be stronger. Everything's okay. I'll be here with u" aku tahu, suara itu bukan hanya sebuah janji belaka. Tapi rasanya tetap tak sama, kali ini aku benar-benar lelah. Butir air mata yang kupendam keluar perlahan. Perempuan di sampingku tampak terkejut, dan kuyakin dia benar-benar terkejut. Direngkuhnya pelan bahuku.
Kuhapus air mata yang keluar, dan kutatap dia. Tersenyum "It's Ok" kulepas rengkuhannya. Dan lagi-lagi aku bermain dengan perasaanku sendiri.

----------

Calgary International Airport

Sepanjang pintu kedatangan, sudah banyak orang menyambutku. Entah darimana mereka tahu kedatanganku. Kadang aku berpikir kalau aku sudah tidak memiliki privacy lagi. Aku berjalan terburu-buru menuju Van putih yang sudah disediakan perusahaan. Shasa, asistenku selalu siap dan sigap membantuku. Banyak lampu blitz mengenai mataku, ah... andai aku bisa berteriak pada mereka untuk jangan melakukan ini sekarang. Tapi lagi-lagi aku harus menahannya. Kupakai kaca mata hitamku agar tak begitu menyiksa mataku.

------------

Siluet orange yang tampak dari apartemenku selalu menjadi pemandangan indah bagiku. Aku sering menghabiskan waktu senggangku bersama ayah, menatap senja yang selalu mengagumkan. hah,? waktu senggang.... waktu senggang yang hanya sehari dalam sebulan. Bahkan bisa sama sekali tidak ada. Aku jarang bertemu dengan ayahku sejak 8tahun terakhir. Ayah memiliki perusahaan yang harus dia kelola, dan aku sejak 8tahun lalu mulai terlelap dengan dunia entertainment. Awalnya aku hanya ingin mencari teman dan kebisingan. Aku tak punya siapa-siapa di dunia ini selain ayahku. Ibu,? aku tak pernah tahu siapa ibuku. Bukan, bukan karena dia sudah tiada... tapi karena aku memang tak pernah diinginkan ibuku. Kakak,? aku memiliki seorang kakak... tapi aku juga tak tahu dia dimana. Kata ayah, kakakku ikut ibu yang keberadaannya tak pernah aku tahu, dan aku tak mau tahu.

Kesibukan ayah pada pekerjaannya membuatku merasa kesepian di rumah seluas lapangan terbang ini. Aku merasa kesepian, dan akhirnya aku merasa iri dengan mereka yang memiliki banyak teman dan fans yang selalu setia mengikuti dimanapun mereka berada. Dan sekarang inilah kehidupanku.

Dua kursi dan sebuah meja terbuat dari keramik terbaik di balkon apartemen ini tampak kosong. Aku mencoba duduk, kurasakan kembali tawa dan canda itu. Aroma khas dari cerutu kuba masih bisa kurasakan hingga detik ini. Majalah bisnis yang selalu ada setiap minggu, walaupun aku tidak suka membacanya masih tertata disamping meja.
"ayah.... bagaimana bisa aku menjalani semua ini,?" huh... aku sedikit kesal.
semua akan berubah mulai sekarang. Bahkan aku juga harus mulai merubah jalan hidupku. Semua begitu cepat, dan tak pernah ada pemberitahuan. Kutatap lamat-lamat matahari yang mulai tenggelam. Awan-awan berarak seperti kawanan domba. Tiba-tiba terasa sakit, kujatuhkan punggungku pada sandaran kursi. Sesak, kucoba bernafas normal.... semakin sesak.... tersengal,,,, dan aku menyerah....

"ayaaaaaahhhh....!!!!!" aku berteriak keras, tak peduli apakah ada yang mendengarnya atau tidak. Shasa menghampiriku dengan cepat. "what's happen,? are u ok,?" dia disampingku memegang tubuhku. Memastikan keadaanku. Aku diam, mencoba bernafas secara normal... sedetik, aku tersenyum "i'm fine". Dan membiarkan shasa menatapku penuh keheranan. Aku beranjak ke kamarku melewatkan siluet orange yang menjadi favoritku.

karena hanya dikamar inilah aku memiliki privacy. Aku menangis sepuasnya. Aku mengadu sepuasnya. Karena malam ini, aku harus kembali tersenyum menghilangkan rasa khawatir semua orang. Karena malam ini, aku harus kembali tertawa membayar semua pengorbanan yang dilakukan orang-orang untukku. Entah sampai kapan aku harus terus bermain dengan kepura-puraan ini. Demi mereka yang selalu menjadi sahabat-sahabat terbaikku, demi mereka yang selalu bekerja keras untukku, demi mereka yang selalu ingin membuatku tersenyum.
"I'll be fine...."

Komentar

  1. terinspirasi dr ost nya hot shot kah??? kkkkkk

    BalasHapus
  2. ~kkkk

    sedang menyukai kata-kata I'll be fine....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART