SACRED PROMISE


Part III
(Kehidupan Baru)


Semua tampak baik-baik saja, berjalan normal seperti hari-hari sebelumnya. Vee kembali sibuk dengan pekerjaannya, dan Ardhan menjalani kehidupan rumah tangganya bersama Azi dengan baik. Meskipun masih sulit bagi Vee untuk melupakan Ardhan, tapi Vee terlihat lebih tegar dan tak mempermasalahkan keputusan Ardhan.

“ehm... secret admirer tuh” Sasa tersenyum menggoda saat dilihatnya Vee terkejut dengan bucket bunga di meja kerjanya.

“apaan sih..., orang iseng nih” Vee mengambil bucket bunga itu dan membuangnya ke tempat sampah.

“ya Allah... Vee,,, kok lu buang sih? Sayang tauk” Sasa memungutnya kembali.

“ih... murahan banget sih lu. Ambil aja kalau mau” Vee cuek dan duduk di kursinya, meletakkan tasnya lalu mulai menyalakan komputer kerjanya.
Sasa yang meja kerjanya di samping Vee masih mencoba menggoda.

“yakin? Siapa tahu yang ngasih ganteng” Sasa menyimpan bucket bunga lily tersebut.

“ganteng atau gak, dia tuh gak gentle. Gak kasih nama gitu” Vee tak peduli pada tatapan nakal Sasa.

“oooo.... jadi cari cowok gentle nih, yang kaya Ardhan gitu? Yang tanpa alasan ninggalin lu, tanpa basa-basi. To the point banget” Sasa menggoda.

“apaan sih? Rese’ lu...” Vee tahu Sasa hanya becanda. Mereka sahabat baik. Sasa hanya tertawa kecil.
---------------------------

Lunch Time,

Siang itu Vee dan Sasa menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin kantor, karena mereka hanya memiliki waktu 2jam untuk istirahat.

“Vee... lu gak pernah merasa kalau Reza care banget sama lu,” Sasa memulai obrolan siang itu.

“udahlah Sa, lu gak usah berimajinasi berlebihan. Gue sama Reza itu rekan kerja, gak lebih. Dan dia memang baik sama siapa saja,” Vee tak mau membahas masalah itu, dia masih enggan membuka hati untuk laki-laki lain. Saat ini, dia hanya ingin melupakan Ardhan.

“gue yakin, bunga itu dari dia,” Sasa masih mencoba mncari tahu perasaan Vee.

“Gue..... gak peduli...!!!!,” Vee menegaskan, membuat Sasa diam dan cemberut.
Vee tahu, Reza sangat baik. Dan mereka berteman lama, selain hubungan kerja sebenarnya mereka juga bersahabat baik. Tapi rasanya tak mungkin kalau ada perasaan lebih diantara mereka. Selama ini, Reza adalah tempat curhat dan solusi bagi Vee ketika dia dan Ardhan berantem. Dan Reza juga tahu pasti seberapa besar Vee mencintai Ardhan. Reza sendiri, setahu Vee juga bukan cowok yang tak pernah punya kekasih. Vee sering melihat Reza jalan bareng perempuan. Bisa dibilang Reza lumayan player dalam hal ini.

“hai... boleh gabung?” deg..!!! Vee terkejut dengan kehadiran Reza yang tiba-tiba muncul di depannya.

“boleh, boleh,... kebetulan kami belum bayar makanan,” Sasa selalu seperti itu.

“kayanya ada yang masih mikirin mantan calon suami nih” Reza memang sedikit usil.

“Kepo lu...” Vee jutek. Melihat Vee yang jutek, membuat laki-laki di samping Reza tersenyum kecil. Menyadari hal itu Vee jadi tak enak hati.

“oya, kalian udah kenal Aria kan? Sekarang dia bergabung di divisi kita loh” Reza lupa mengenalkan temannya.

“benarkah? Bukankah kamu harusnya promosi ke Belanda?” Sasa antusias, Aria laki-laki berprestasi yang sering jadi perbincangan seluruh pegawai perusahaan. Siapa yang tak kenal Aria.

“awalnya iya, tapi setelah kupikir-pikir... enggan juga meninggalkan orang tuaku. Apalagi kakak dan adikku sudah berkeluarga dan tidak di kota ini lagi” Aria menjelaskan.

“hey... sepertinya bakal ada yang menjadi sainganmu untuk tetap jadi anak emas Pak Hendra” Reza menggoda Vee. Selama ini, Vee memang anak emas Pak Hendra, kepala Divisinya.

“gak juga. Kau lupa kalau aku dan Aria teman sekolah,” Vee berkelit.

“ha? Teman sekolah? Kok lu kagak pernah cerita ke gue,” Sasa tampak terkejut.

“iya, kami pernah satu sekolah waktu SMP dulu. Hanya saja, aku tak se-famous Vee” Aria hanya tersenyum tipis.


Part. IV ............

Komentar

  1. kkkk..... obsesi pribadi penulis -----> dikasih bunga oleh penggemar rahasia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART