BUKAN SEKEDAR CINTA #3

SS Madiun w/friends doc.pribadi
Madiun,
Jeda kebosanan pekerjaan kantor


Kata orang, masa remaja adalah masa yang paling indah. Seringkali kita tak menyadari keindahan masa remaja kita. Dan berlalu begitu saja, saat kita dewasa barulah kita sadar bahwa memang waktu yang telah kita lewati selalu penuh dengan kejutan dan menjadi awal hari ini dimana kita berada sekarang.

Entah sejak kapan persahabatan itu berkembang. Seingat Yesa, persahabatannya dengan Fandi terjadi begitu saja. Entah siapa yang memulainya. Persahabatan tanpa syarat itulah yang selalu penuh dengan misteri. Berawal dari pesan berantai alumni SMA, yang tanpa disengaja membuat Yesa dan Fandi menjadi sahabat. Pada era itu, pesan berantai sangat populer karena lebih menghemat pulsa, sedangkan jejaring sosial belum seheboh saat ini. Pesan berantai atau sering disebut jarkom (jaringan komunikasi) biasanya dimulai dari satu orang yang mengirimkan pesan kepada seorang yang lain dimana di dalam pesan tersebut sudah ditulis atau sebelumnya sudah ada kesepakatan setelah si A mengirim ke B, maka B mengirim ke C, dan seterusnya. Awalnya Yesa hanya mendapat pesan untuk menginformasikan dan meneruskan kepada Fandi. Teman satu SMA yang beda kelas, dan bahkan selama masa SMA bisa dibilang Yesa tak mengenal Fandi. Karena harus mengirimkan pesan berantai tersebut akhirnya Yesa minta nomor hp Fandi dari si pengirim pesan sebelumnya. Terlihat sederhana, tapi hanya dari sebuah pesan berantai, persahabatan itu muncul tanpa disadari.

Entah sejak kapan, Yesa dengan mudah menceritakan hal-hal sepele kepada Fandi. Dan entah sejak kapan Fandi juga dengan mudah membalas cerita tersebut. Meskipun hanya lewat pesan singkat, Yesa dan Fandi berteman. Ada yang bilang persahabatan seorang laki-laki dan perempuan tanpa adanya cinta tak akan bertahan lama. Tentu saja, jangankan laki-laki dan perempuan, sesama laki-laki maupun sesama perempuan saja persahabatan tidak akan bertahan lama jika tidak ada kecocokan diantara keduanya. Dan rasa nyaman, rasa seiya sekata itulah yang bisa dibilang rasa sayang, rasa cinta. Yesa sendiri merasa nyaman dengan kehadiran Fandi yang selalu mampu membuatnya tersenyum. Awalnya persahabatan mereka datar seperti pertemanan pada umumnya. Tapi entah sejak kapan, persahabatan yang menyenangkan itu berubah. Kekasih Yesa, Dion tiba-tiba menjadi pencemburu setiap Yesa menyebut nama Fandi. Sedangkan teman-teman kuliah Yesa sendiri sering iseng godain Yesa dan Fandi. Yesa sendiri sebenarnya tidak terlalu ambil pusing tentang masalah itu. Bagi Yesa, Fandi adalah sahabatnya seperti sahabat-sahabatnya yang lain, dan Yesa juga yakin Fandi juga menganggapnya begitu.

"tresno jalaran seko kulino" cinta karena terbiasa. Perasaan itu yang tak pernah disadari Yesa. Dion sebenarnya adalah laki-laki yang baik. Ya, dia baik. Tapi Yesa sendiri sebenarnya tak pernah merasakan kenyamanan saat bersama Dion. Entah bagaimana Dion dan Yesa bisa menjalin hubungan sementara sebenarnya Yesa tak pernah merasa nyaman bersama Dion. Latar belakang yang berbeda, cara pandang dan cara berpikir yang berbeda sebenarnya sudah dirasakan Yesa sejak awal mereka bersama. Namun, Yesa yang tak pernah ingin menyakiti orang lain, Yesa yang selalu mencoba dengan prinsip 'gila'nya tetap menjalani statusnya bersama Dion. Dihati kecil Yesa, dia tak pernah nyaman dan tak pernah yakin. Tapi sikap Dion yang baik membuat Yesa tak memiliki alasan untuk tidak baik padanya. Baik, ya baik. Disini, Yesa hanya mendeskripsikan Dion dengan satu kata 'baik'. Selain kata itu, Yesa tak pernah mendeskripsikan dengan kata lain. Yesa yang sebenarnya tak pernah berpikir untuk memiliki perasaan kepada Fandi, akhirnya luluh dengan perkataan teman-temannya. Teman-teman Yesa yang sering iseng godain Yesa dan Fandi, sikap Fandi yang selalu menyenangkan dan membuat Yesa menghilangkan gelisahnya, membuat Yesa merasa nyaman. Yesa merasa ada teman yang bisa diandalkan. Ya, bisa diandalkan. Sebenarnya, selama ini persahabatan Yesa dan Fandi tak lebih dari sahabat dunia maya saja. Meskipun mereka satu kampus, tapi jarang mereka berbicara langsung. Hingga akhirnya, ketika kakak Yesa yang biasanya menjemput Yesa pulang kuliah tidak bisa menjemputnya karena waktu itu kakak Yesa telah libur semester lebih dulu, Yesa meminta tolong Fandi untuk diijinkan pulang bersama Fandi. Sejak saat itu, meskipun hanya sekedar berangkat dan pulang ke kampus bareng, Yesa dan Fandi semakin dekat.

Dion dan Yesa sendiri sebenarnya tak ada konflik, selain konflik dalam hati Yesa yang memang sejak awal sudah merasa tak nyaman dan tak yakin dengan kehadiran Dion. Karena Fandi? tidak...!!! tentu saja bukan. Jauh sebelum Fandi hadir dalam hidup Yesa, perasaan Yesa kepada Dion datar saja. Lalu? Yesa adalah tipe perempuan 'gila' dengan prinsip 'gila'nya. Tipe perempuan yang bisa menjalani semuanya dengan biasa saja, tanpa konflik dengan orang lain. Tipe perempuan yang selalu ingin membalas kebaikan orang lain dengan kebaikannya. Yesa seorang perempuan baik? entahlah... itulah sebabnya Yesa lebih senang mengatakan 'orang baik hati dan orang bodoh itu sulit dibedakan'.

Perasaan datarnya terhadap Dion inilah yang menyebabkan Yesa tak pernah bercerita tentang Dion terhadap Fandi. Selama ini, Fandi sendiri tak pernah bertanya tentang Dion kepada Yesa, sedangkan Yesa sendiri juga tak pernah bercerita tentang Dion kepada Fandi. Bukan karena Yesa ingin berniat tak baik dengan tak menceritakan Dion kepada Fandi, tapi karena memang Yesa tak pernah menyebut nama Dion. Sedangkan di depan Dion, tanpa disadari Yesa sering menyebut nama Fandi sebagai sahabatnya. Lama-lama, rasa nyaman yang didapat Yesa pada Fandi, dan rasa datar-datar saja pada Dion membuat Yesa tak tahu dengan perasaannya. Tak ada yang salah dengan Dion, dia hanya baik. Dan Fandi? tak ada yang salah dengan Fandi, Yesa merasa nyaman bersamanya. Teman-teman Fandi sendiri lama-lama mulai ikut-ikutan iseng menggoda Fandi dan Yesa sama seperti yang dilakukan teman-teman Yesa. Namun, Fandi adalah laki-laki yang baik, dia memilih untuk diam saja. Hingga suatu hari, entah kenapa Fandi tiba-tiba menanyakan kepada Yesa tentang Dion. Dan Yesa menjawab jujur tentang Dion. Fandi tetap baik dan seperti biasanya kepada Yesa. Fandi tak berubah sedikitpun. Tapi Yesa berbeda, dia merasa bahwa ada hal lain yang mengganjal di hatinya. Tanpa sadar, Yesa mengakui bahwa dia mulai menyukai Fandi seperti yang dikatakan teman-temannya. Sebaliknya, Fandi juga mengakui bahwa cepat atau lambat Fandipun akan mengakui bahwa ada perasaan lain terhadap Yesa.

Yesa tak tahu harus bagaimana, dia melakukan kesalahan. Ada keraguan dalam hati Yesa, benarkah perasaannya terhadap Fandi lebih dari seorang teman? atau hanya sekedar perasaan nyaman ada seseorang yang bisa diandalkan. Bagi Yesa, Fandi seperti sahabat-sahabatnya yang lain, hanya saja Fandi selalu ada saat Yesa membutuhkannya. Persahabatan Fandi dan Yesa tak berubah, mereka tetap berteman seperti sebelumnya, Fandi juga tak pernah menuntut hal lebih selain persahabatan. Mungkin, inilah hal yang tidak didapatkan Yesa pada Dion. Dion selalu ingin menjadi kekasih Yesa, bukan teman Yesa. Yesa sendiri sebenarnya lebih nyaman menjadi seorang teman dibandingkan menjadi seorang kekasih. Semuanya berjalan tanpa konflik, baik Yesa, Fandi, dan Dion semuanya memendam perasaan masing-masing tanpa pernah ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan. Hingga akhir masa kuliah, semuanya berjalan dengan baik. Yesa tetap bersama Dion, dan Fandi tetap sahabat Yesa. Tak terbesit sedikitpun keinginan Yesa untuk mengakhiri hubungannya dengan Dion karena Fandi, dan sebaliknya Fandi juga tak mengharapkan Yesa memutuskan hubungannya dengan Dion karena dirinya. Bagi Fandi, dia dan Yesa akan menjadi sahabat seumur hidup. Sedangkan Yesa lebih senang menyebutnya persahabatan tanpa syarat.

Perpisahan, adalah hal yang tak bisa dihindari. Saat Yesa dan Fandi telah menyelesaikan kuliahnya mau tidak mau mereka harus berpisah, beda kota demi masa depan masing-masing. Teman-teman Yesa saling berpamitan. Masa kuliah yang begitu singkat, namun selalu memiliki arti tersendiri. Seorang teman sekelas Fandi, Arum yang juga sering main ke tempat kos Yesa juga berpamitan kepada Yesa "Sa, maaf ya kalo selama ini kita-kita sering iseng godain lu sama Fandi. Kita gak tahu kalo lu ternyata udah punya cowok dan lu sama Fandi cuma teman" Yesa tersenyum. Percaya atau tidak, Yesa memiliki perasaan lain terhadap ucapan Arum. Yesa menangkap sesuatu yang lain di mata Arum "Iya, gak apa-apa. Santai aja, anak-anak juga dah tahu tapi masih suka iseng kok". Kelak, perasaan Yesa terhadap Arum inilah yang menjadi kenyataan. Beberapa tahun kemudian, saat Fandi menghubungi Yesa dan bercerita tentang seseorang yang sedang dekat dengannya, Yesa bisa menebak siapa perempuan anggun nan baik yang diceritakan Fandi.


"Banyak orang baik di dunia ini, kau bisa menemukan seratus, seribu, bahkan sejuta orang baik jika kau mau melihat mereka dengan cara yang baik"




Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART