LELANG DI BUMI REOG

Senandung sore,
bersama Vivaldi, Summer Concerto No. 2 in g Op. 8 - Presto


Sore menjelang pulang kerja, setelah setengah hari di bumi reog dalam rangka lelang sitaan pajak, menyempatkan diri untuk ngoceh sebentar. Yups, bumi reog... Ponorogo. Gak sempat jepret-jepret maupun jalan-jalan karena memang dalam rangka tugas kantor. Apalagi di kantor sedang sibuk-sibuknya persiapan penilaian KPPc (Kantor Pelayanan Percontohan) tingkat Kementerian Keuangan. Gak enak aja gue jalan-jalan sedang teman yang lain sibuk di kantor.

Reuni dengan teman lama yang sekarang pindah ke KPP Pratama Ponorogo, dulu sebelumnya di KPP Pratama Madiun. Terasa akrab karena emang lama gak ketemu. Ponorogo di kenal juga dengan sebutan bumi reog. Karena di Ponorogo inilah lahirnya kesenian Reog Ponorogo yang mendunia. Sebenarnya aku cukup salut dengan Kabupaten Ponorogo ini. Selain memiliki makanan khas seperti sate, kesenian daerah seperti reog, maupun tempat wisata seperti Telaga Ngebel, aku selalu merasa bahwa Ponorogo menyimpan sejuta pesona. Daerah yang memiliki potensi untuk berkembang lebih dan lebih.

Dulu sering ke Ponorogo dalam rangka tugas kantor waktu masih di seksi Pengelolaan Kekayaan Negara. Bahkan sempat menjelajah daerah-daerah terpencil di atas gunung dengan jeep Polisi karena saat itu harus melaksanakan inventarisasi dan penilaian Polres Ponorogo. Menyenangkan berpatroli di medan naik turun yang menantang. Dimana aku bisa melihat anak-anak sekolah yang berjalan naik turun bukit pulang dari sekolah, ketika kami menawarkan diri untuk mengantar mereka, anak-anak itu lari ketakutan :D juga pengalaman melihat masyarakat sekitar yang memanfaatkan colt sebagai angkutan umum untuk pergi ke pasar. Ya, colt mobil bak terbuka dimana penumpang berdiri berimpit-impitan. Yups, berdiri. Sepanjang jalan aku bisa menghitung berapa jumlah rumah atau bahkan warung yang ada. Penjual Bakso keliling yang hanya lewat seminggu sekali dengan sepeda motornya. Saat itu, aku kembali bersyukur. Betapa Allah swt selalu punya cara tersendiri untuk mendidik kita.

Bakso Jumbo Manisrejo
Setelah lelang di Ponorogo selesai, langsung kembali ke kantor. Sebelumnya mampir makan Bakso Rusuk Putra Solo di depan RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun. Aku memilih bakso tetelan, kuahnya lumayan enak dan gak eneg. Sayangnya, tetelannya tidak terasa sama sekali. Terlalu sedikit :P Harganya juga cukup terjangkau mulai 8rb/porsi sampai 15rb/porsi. Mungkin kukasih nilai 6 dari 10. Lupa ambil gambarnya :D

Sampai kantor, ada temen kantor yang pamer bakso jumboooooo banget. Katanya sih beli di manisrejo. Harganya 21rb/porsi. Baksonya cuma satu tapi super jumbo. Bisa dimakan rame-rame. Kuahnya lumayan, tapi terlalu banyak msg jadi aku kurang suka. Kalo kukasih nilai 7 deh dari 10.
Pengen kapan-kapan coba makan tuh bakso sendiri. Pengen tahu seberapa besar lambungku, hehehe. Yokai, itu segelintir ocehanku tentangku bakso dan bumi reog (gak nyambung) hari ini. Selamat makan bakso... ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART