THURSDAY CORNER #3

pic by Tommy Indaryanto
Madiun,
Seperti laut yang terus memancarkan pesonanya...
Bebas, lepas...


Setiap manusia membutuhkan tempat untuk bercerita. Mengeluarkan apa yang ingin dikeluarkan. Ada beberapa orang yang mampu menyimpan perasaannya dengan sangat rapi dan tertata. Tetapi, ada juga yang tidak bisa menyimpannya, keluar begitu saja tanpa melihat situasi dan kondisi. Mengungkapkan perasaan terhadap orang lain bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita dan mampu diterima dengan pemahaman yang sama oleh lawan bicara adalah hal yang perlu dilatih. 

Ketika orang lain mengeluarkan apa yang disebut dengan curahan hati, uneg-uneg, atau apapun namanya kita hanya harus berusaha netral. Tidak terbawa perasaan si pencurah hati. Kenapa? karena biasanya ketika seseorang mengajak kita bicara untuk menghilangkan apa yang mengganjal di kepalanya, seseorang itu terkadang dalam situasi yang tidak baik. Menndengarkan saja cukup. Redakan amarah orang tersebut tanpa menyakitinya. Jangan menambah keruh suasana dengan menambahkan bumbu penyedap ke dalam kepala dan hatinya. Seburuk apapun cerita yang kita terima, belum tentu seburuk kenyataan sebenarnya. Jangan men-judge sang pencerita maupun yang diceritakan sebagai seorang yang buruk. Belum tentu. Bisa jadi dia hanya sedang dalam emosi yang tidak stabil, sehingga apa yang dia katakan hanyalah kejadian saat itu, perasaan saat itu. Sebagai pendengar, terkadang kita justru lebih susah move on daripada sang pencerita. Mencari kebenaran cerita tidak bisa hanya dari satu sisi, jangan bias. Cari tahu, kenali penyebabnya, kenali sifatnya, kenali karakternya, dan ambil kesimpulan kita sendiri.

Ketika kita hendak mengutarakan maksud kita, isi hati kita, lihatlah orang yang kita ajak bicara. Mulutmu harimaumu bukanlah sebuah peribahasa omong kosong. Itu benar adanya. Melihat lawan bicara kita, mengenali karakter lawan bicara kita adalah salah satu hal wajib yang harus kita pelajari. Jika kita terbawa suasana, asal bicara, asal mengecap tanpa melihat siapa lawan bicara kita bisa jadi maksud kita tersalah artikan. Bisa jadi kita telah melupakan, lawan bicara kita masih mengingatnya selama bertahun-tahun. Sekecil apapun yang telah kita ucapkan tidak akan pernah bisa kita masukkan ke mulut kita kembali.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART