THURSDAY'S CORNER
Ketika lelah menghampiri,
Selalu ada hal baik yang bisa kita lihat....
'Terereng' nada whatsapp dari telepon genggamku membuatku menghentikan sejenak aktifitasku. Pesan pribadi, biasanya penting. Kubuka, dan kubaca 'ada retur gak mbak, no rekening yang dikasih bank **** ternyata salah'. Aku terdiam beberapa saat, dan tidak kubalas. Sebenarnya aku jarang sekali tidak membalas pesan yang dikirim untukku, tapi kali ini entah kenapa aku tidak ingin membalasnya. Aku benar-benar merasa lelah. Bukan apa-apa, aku baru saja sampai di kantor setelah dari bank untuk melaksanakan pekerjaanku. Aku tahu, sudah menjadi resiko bagiku jika ada hal-hal seperti ini. Jadi sebelumnya, aku sudah dua kali melakukan transfer ke bank yang bersangkutan. Dari pihak bank tempat aku transfer, sudah memberi tahuku kalau ada retur, tapi karena transfer sebelumnya aku merasa tidak ada retur, jadi kukonfirmasi ke bank bahwa transfer yang sebelumnya bisa, akhirnya pihak bank sepakat untuk mentransfer ulang.
Ini bukan kebiasaanku, biasanya setiap ada masalah seperti ini aku akan konfirmasi ke pelaksana tugas tentang nomor rekening yang diberikan penjual, tetapi karena ada beberapa hal yang membuatku lelah akhir-akhir ini membuatku malas untuk berkomunikasi dengan mereka. Aku membuat kesimpulan dan keputusan sendiri. Akhirnya, setelah membaca whatsapp tersebut, aku kembali melihat rekening koran dan aku menemukan kejanggalan. Baiklah, memang ada retur dan cerobohnya saya sampai tidak menyadarinya. Dua kali mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak bukan hanya dua kali tapi empat kali karena aku sudah melakukan transfer sebanyak empat kali ke rekening yang sama. Moodku seperti biasa kembali buruk. Dan hal yang selalu kulakukan adalah nge-chat teman kongkow dalam pekerjaan ini. Dan seperti biasa, dia selalu mampu memintaku bersabar, meskipun aku sebenarnya sudah lelah dengan teori sabar itu. Bahkan menawariku membelikan cornetto matcha kesukaanku. Sayangnya, aku sedang tidak ingin makan es krim. Aku memiliki cukup banyak amunisi untuk mengembalikan moodku. Hanya saja, aku sedang berusaha menguasai diriku sendiri.
Aku kembali melanjutkan pekerjaanku, menyelesaikan kertas-kertas di mejaku. Baru setengah jalan, aku menyerah. Aku benar-benar perlu sesuatu untuk mengembalikan moodku. Kitkat Greentea dan Nescafe Creamy akhirnya menjadi pelampiasanku, ditambah potongan pepaya segar yang kudapat dari teman kantor waktu aku ke pantry mengambil cangkir. Aku harus belajar sabar dan ikhlas lagi. Bagaimana bisa aku berpikir bahwa apa yang sudah kulakukan sia-sia. Lihatlah teman kongkow-ku itu, dia menjalani profesi ini lebih lama daripada aku 6tahun dan aku tak pernah melihatnya mengeluh. Fisiknya jauh lebih kecil daripada diriku, sifatnya juga kadang lebih kekanak-kanakan daripada aku, tapi dia selalu berusaha melaksanakan pekerjaannya dengan baik, tanpa mengeluh sedikitpun. Dulu, sebelum ada yang namanya CMS (sejenis internet banking) dia bisa ke bank tiga kali dalam sehari hanya untuk mengambil selembar kertas yang bernama rekening koran bahkan dalam keadaan sedang mengandung dia tetap saja menjalani pekerjaannya tanpa mengeluh. Sedangkan aku, hanya cukup duduk manis di depan komputer memainkan jari jemariku untuk bisa setiap detik mencetak rekening koran itu, aku juga cukup satu kali ke bank dalam sehari, itupun kalau ada transaksi yang harus dilakukan melalui teller (dan hampir setiap hari ada transaksi ini). Masih pantaskah aku mengeluh, merasa marah dengan hal-hal kecil yang tidak seharusnya kupermasalahkan.
Bismillah... Aku mencoba memperbaiki niatku kembali. Insyaallah tidak ada yang sia-sia. Aku mencoba menyelesaikan pekerjaanku satu per satu sembari mengingatkan diriku sendiri bahwa ini adalah kewajibanku, tanggung jawabku. Bukankah ini amanah yang diberikan kepadaku, tak malukah aku pada bangsa ini. Betapa banyak hal-hal baik yang diberikan bangsa ini kepadaku, menghidupiku, menampungku, mendidikku, memberikan begitu banyak kebaikan kepadaku dan aku masih saja mengeluh hanya karena hal kecil yang tidak sesuai harapanku. Aku hanya bisa memberikan sedikit tenaga dan pikiranku untuk bangsa ini. Hanya sedikit sekali dibandingkan apa yang telah diberikan kepadaku. Karena itu, tidak ada alasan bagiku mengeluh. Sabar dan ikhlas. Di luar sana banyak orang yang juga tengah berjuang lebih keras, berjuang dengan tangguh, berjuang tanpa kenal lelah, demi mencari ridho dan cinta Tuhan, demi bangsa dan negara yang selalu kita katakan kita mencintainya. Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Mudahkanlah urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita. Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
*moodbooster hari ini, semoga saya bisa berhenti mengeluh....
~Teman satu ruangan said 'nulis surat cinta dek...' hahaha, bukan yaaaa... ini namanya curhat bro... upssss.... ^_^
Komentar
Posting Komentar