TUESDAY'S CORNER

have a good tuesday ^.^
Madiun,
Karena aku hanya manusia biasa
yang terlalu mencintai dunia...
Hingga aku lupa, bahwa sejatinya dunia ini seperti dongeng belaka...



SKS awal bulan, maksud saya Sistem Kebut Sehari. Masalah saya adalah saya bukan orang yang pandai mengatur waktu, sehingga pekerjaan saya sering menumpuk bersamaan, tetapi juga sering menganggur karena pekerjaan sudah selesai semua. Belajar lagi manajemen waktu. Ini tulisan pertama saya di bulan ini, tentu saja pekerjaan saya masih belum selesai sepenuhnya. Masih banyak kertas yang harus saya selesaikan, tapi ya sudahlah saya sedang lelah.

Sejak beberapa hari ini, atasan saya sedang sakit. Asam lambung. Penyebabnya terlihat sepele, tapi berdampak kurang baik pada kesehatan atasan saya. Kesehatan. Nikmat yang sering kita lupakan, nikmat luar biasa dari Tuhan. Alhamdulillah, kita masih diberi kesehatan. Akhir-akhir ini, saya juga sering baper. Tahu apa itu baper? Bukan, bukan wafer. Kalo wafer saya suka, enak dimakan. Ini baper, bahasa anak kekinian katanya. Baper itu bawa perasaan. Tahu maksud bawa perasaan? Saya juga kurang begitu paham dengan istilah anak-anak kekinian. Terus kenapa saya menggunakan istilah baper? Biar terlihat kekinian saja :D Jadi ceritanya, akhir-akhir ini tidak tahu kenapa suasana hati saya sedang tidak baik. Lebih sensitif, juga lebih cengeng. Sebenarnya saya tidak suka menjadi cengeng, saya lebih suka menjadi kuat untuk orang-orang di sekitar saya. Menjadi seseorang yang bisa diandalkan dan dapat membuat orang-orang di sekitar saya tersenyum bahagia. Sayangnya, terkadang saya tidak tahu kemana saya harus bercerita ketika hati saya sedang tidak baik. Saya tahu, bahwa banyak hal yang patut saya sukuri. Saya tak perlu bersedih. Bersedih, hanya membuat saya tidak dapat bersukur, membuat saya tidak dapat melihat kebaikan di sekitar saya. Tetapi, saya juga sadar bahwa saya tidaklah setangguh yang saya kira. Saya sering berusaha kuat untuk orang-orang yang saya sayangi dan menyimpan semua perasaan sendiri, kemudian mencoba menemukan solusinya sendiri. Berusaha berdamai dengan hati saya sendiri. Jika sudah begini, satu-satunya tempat favorit saya adalah sajadah yang sendiri. Selembar sajadah tanpa sajadah-sajadah lain, dan sekarang saya punya tempat khusus itu, musholla kantor di saat jam istirahat. Saya suka berlama-lama di musholla kantor selepas sholat dzuhur, menyendiri. Bercerita kepada Tuhan saya tentang perasaan saya, yang saya sendiri suka tidak memahami perasaan saya.

Sebenarnya, saya tidak memiliki masalah apapun. Pekerjaan saya baik-baik saja, alhamdulillah saya selalu lelah setelah pulang kantor, artinya saya bekerja hari ini. Ibu, adik, kakak-kakak saya juga alhamdulillah sehat-sehat saja dan semoga Allah swt selalu memberkahi dan menjaga mereka dimanapun. Kekasih? Suami? Hehehe, saya masih sendiri jadi tidak ada masalah apapun dengan yang namanya kekasih. Keuangan? Alhamdulillah, Allah swt memberi saya rejeki yang lebih dari cukup untuk saya. Lalu? Saya hanya sedang merindukan ayah saya. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saya merindukan beliau. Saya percaya bahwa Allah swt lebih mencintai ayah saya daripada saya. Saya tahu, bahwa kematian tidak bisa dihindari bagi makhluk bernyawa. Saya juga tahu, bahwa saya harus ikhlas dan berdoa untuk kebaikan ayah saya di sana. Saya tahu, bahwa saya bukan satu-satunya orang yang kehilangan seorang ayah. Saya tahu, di luar sana banyak orang yang bahkan tidak mengenal siapa ayah mereka. Saya tahu, sangat tahu sekali bahwa di luar sana banyak yang lebih merindukan ayah mereka daripada saya. Saya hanya baper. 

Entah kenapa, saya ingin sekali melihat sosok kurus tinggi hitam dan memeluk beliau sembari mengatakan 'saya sangat sayang pada bapak' meskipun saya tahu bahwa ayah saya pasti mengatakan bahwa saya adalah anak perempuan beliau yang paling istimewa, tentu saja istimewa karena memang saya satu-satunya anak perempuan beliau. Saya hanya baper. Ngomong-ngomong soal ayah saya, saya pernah baper saat seorang teman kantor saya mengganti foto profil whats app-nya dengan foto ayah dan ibunya. Saya speechless. Tanya kenapa? Karena di foto tersebut ayahnya mirip sekali dengan ayah saya. Bapernya luar biasa, jantung saya bisa berdetak lebih cepat. Perkataan pertama yang muncul adalah "itu siapa?" hingga akhirnya saya tahu dari teman kos saya kalau itu adalah ayah teman kantor saya dalam acara pelepasan purnabakti di instansi beliau. Jika ayah saya masih hidup, sepertinya tahun yang sama ayah saya juga pensiun. Saya tidak tahu, bagaimana reaksi saya apabila bertemu dengan ayah teman kantor saya tersebut. Entahlah. Mungkin saja foto hanya menipu, bisa saja wajah mereka tidak mirip. Tentu saja. Saya hanya baper. Have a good Tuesday ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FRIENDSHIP

SUBHANALLAH.., AKU MENCINTAINYA,,,

TEROR HANTU