OASE #1

pic from trivia.id
Madiun,
Menulis itu candu

Namanya Anti. Anak perempuan berkulit hitam dengan rambut negro. Dia memang berbeda dari teman-teman sekolahku lainnya. Karena perbedaan itulah dia sering dibully teman-temanku, termasuk diriku. Meskipun sering kena bully, dia tak membalas dan diam saja. Yang kutahu, dia punya sahabat dekat namanya Wibi. Mereka memang beda kelas. Wibi satu kelas denganku, sedangkan Anti berbeda kelas denganku. 

Setiap hari, anak laki-laki sering menjadikan Anti sebagai bahan olok-olokan. "Hei, siapa yang masuk kelas paling akhir jadi pacarnya Anti!" anak laki-laki di kelasku sering mengatakan hal itu. Bahkan jika Anti lewat, tidak jarang anak-anak menghindarinya dan apabila ada yang menginjak jejak kakinya akan dijadikan bahan ejekan. Aku sendiri sering ikut-ikutan mereka. Meskipun anak perempuan tidak sejahat anak laki-laki dalam membully, tapi tidak sedikit dari kami yang sering ikut-ikutan mengejek Anti.

Aku pernah bertanya pada orang tuaku, kenapa Anti berbeda dengan teman-temanku yang lain. Kata ayah, Ibu Anti dulu bekerja di Papua dan menikah dengan orang Papua sehingga Anti memiliki warna kulit berbeda dengan orang Jawa. Ayah dan Ibu sering menasihatiku untuk tidak membully Anti karena Anti sama seperti aku dan teman-temanku. Mereka juga bilang Anti cantik dengan kecantikannya, kalau di Papua tidak menutup kemungkinan aku akan menjadi anak aneh seperti yang Anti alami di Jawa. Tapi seringkali olok-olokan teman-temanku di sekolah membuatku ikut-ikutan seperti mereka. 

Siang itu, aku bermain lompat tali di sekolah bersama teman-temanku. Anti juga ikut. Sebenarnya ini sudah lewat jam pulang sekolah, tetapi karena halaman belakang sekolah luas dan ada bak pasir yang biasa kami gunakan untuk lompat jauh maupun lompat tinggi saat pelajaran olah raga, kami memilih bermain lompat tali di situ. Sedikit susah memang main lompat tali di bak pasir, tapi setidaknya kalau jatuh tidak sakit. Di timku ada aku, Rini, Hilda, dan Anti. Sedang di tim lawan ada Wibi, Percy, Dwi, dan Susi. Aku sebenarnya senang kalau Anti ada di timku. Anti jago olah raga, apalagi lompat tali. Dia sering membawa timnya menang saat bermain lompat tali. 

Aku dan teman-temanku masih memakai seragam sekolah karena kami memang tidak langsung pulang setelah jam sekolah selesai. Saat giliranku meloncat, aku jatuh terkena tali. Artinya aku gagal. Tapi masih ada kesempatan timku untuk menang kalau Anti berhasil meloncati tali yang sudah setinggi kepala itu. Anti bersiap untuk meloncat. Dia mengambil jarak cukup jauh sebagai pijakan. Dan berhasil. Dia berhasil melewati tali yang sudah setinggi kepala itu. Aku bersorak bersama timku karena senang, tapi Anti tiba-tiba lari menjauh sambil malu-malu. Kami mengejarnya karena penasaran. Dan ternyata, rok belakang Anti basah.

"Anti ngompooool...!!!" aku berseru spontan melihat Anti yang sudah menjauh. Anti menoleh dengan malu, namun tidak menggubris teriakanku. Teman-temanku yang lain ikut tertawa menertawakannya sambil menunjuk ke arah Anti. "Anti ngompol... sudah gede ngompol" Rini ikut menertawakannya. "Hahaha...Udah gede ngompol..." Percy tidak bisa menahan tawanya. Kami tertawa tanpa rasa bersalah, kecuali Wibi. Wibi berlari ke arah Anti. Aku dan teman-teman yang lain masih tertawa. Ketika aku melihat Wibi menghampiri Anti, ketika aku melihat Anti yang hanya tersenyum malu-malu, ketika aku melihat mata Anti berkaca-kaca menatapku dan teman-teman yang menertawakannya, ketika aku melihat Wibi tersenyum menepuk bahu Anti, ketika aku melihat mereka berdua berjalan sambil tersenyum tanpa peduli pada teman-teman yang tertawa terbahak-bahak, ketika aku melihat teman-temanku yang tertawa mengejek sampai keluar air mata, hatiku terasa sejuk seperti ada oase di sana. Ayah dan Ibu benar. Anti sama sepertiku, sama seperti teman-temanku yang lain. Tidak, bahkan mungkin Anti jauh lebih hebat dariku. Aku diam seketika, lalu tersenyum. Kuhembuskan nafas yakin. "Anti... tunggu...!" aku berlari menyusul Anti dan Wibi, meninggalkan teman-temanku yang masih tertawa. Anti menoleh ke arahku, Wibi juga melihatku. "Ayo ke rumahku, aku ada rok ganti buat kamu," aku merangkul Anti. Kebetulan rumahku tidak jauh dari sekolah. Maafkan aku....

"Wahai orang-orang yang beriman! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)...." 
(Q.S Al-Hujurat : 11)

"Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia" 
(H.R Muslim No 91)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROVER

WEEKEND... ALUN-ALUN KOTA MADIUN SEASON

WEEKDAYS.... CANDI SADON PART